"Aku mau pulang bareng Galang, hahaha .... "
Ucapan Luna barusan membuat wajah Azura cemberut.
"Kamu tunggu di halte aja ya Sayang, muach!"
Luna mencium pipi Azura sekilas lalu pergi dengan tawanya.
Azura keluar kelas dengan malas, beberapa sapaan ia dapat dari orang yang mengenalnya.
Azura termasuk murid populer di sekolah ini, karena ia cantik dan aktif. Ia sekretaris di OSIS, dan selalu disebut-sebut sholeha, karena sering sholat. Padahal sholat adalah kewajiban, tapi karena ada banyak yang jarang sholat, sehingga ketika melihat ada yang rajin sholat, itu hal yang wah padahal itu hal yang harus bagi siapapun yang beragama Islam.
"Kok sendirian aja Zura? Luna mana?" tanya seorang lelaki yang menyamakan langkahnya.
Azura hanya diam, lelaki satu ini memang sepertinya selalu ingin mendekatinya. Dimulai dari seringkali ia mengirimkan pesan dan mengajak ke kantin, tapi selalu Azura tolak.
"Mau aku anterin?" tanyanya.
"Aku udah dijemput, di depan. Duluan ya, makasih tawarannya," pamit Azura.
Ia melangkah lebih cepat dan mendahului lelaki itu menuju halte. Tapi saat di depan halte, Azura melewatinya dan terus melangkah.
Ia berniat untuk ke minimarket membeli es krim, setelah di sana nanti baru akan minta dijemput.
Azura mengeluarkan HandPhone-nya untuk dimainkan sambil berjalan.
Hatinya sedikit senang saat membaca chat dari Cakra.
Kak Cakra
Pulang sekolah jam berapa?
Azura
Ini udah pulang, lagi di jalan
Kak Cakra
Ke rumah?
Atau ke rumah Luna?
Azura
Ke minimarket, jalan kaki, Luna pergi sama pacarnya
Kenapa Kak?
Kak Cakra
Mau ngabulin keinginan kamu
Azura
Keinginan apa?
Kak Cakra
Ketemu lagi
Mau?
Jantung Azura berdetak lebih cepat bahkan ia sampai melompat kegirangan.
Azura
Mau, aku mau ke minimarket.
Kak Cakra
Oke.
Langkah kakinya dipercepat, senyumannya terus mengembang, ia ingin lebih cepat sampai ke minimarket.
Saat sudah sampai di depan pintu minimarket, tepat saat itu suara motor langsung mengalihkan pandangan Azura. Ia berbalik badan dan langsung melihat Cakra.
Cakra tersenyum, begitu juga Azura. Senyuman dan tingkah Azura menggemaskan, ingin Cakra culik dan bawa pulang. Ia benar-benar jatuh cinta kepada seorang gadis yang disebutnya bocil. Jarak umur mereka 4 tahun.
Entah hati siapa yang bunganya mekar begitu banyak, tapi kedua hati tersebut sama-sama mengundang kupu-kupu.
Cakra turun dari motornya, lalu berjalan mendekati Azura. Lalu ia mengangguk sembari berjalan masuk yang diikuti oleh Azura.
"Kamu mau beli apa?" tanya Cakra.
"Es krim."
Kesukaan Azura adalah es krim.
Andai saja tempat ini kosong, mungkin Azura sudah melompat saat berada di samping Cakra seperti ini.
"Yaudah ayuk!"
Bahagia sekali bagi keduanya.