Meskipun dihantui rasa penyesalan, chat dari Cakra tetap ia balas dengan senang.
Kak Cakra
Jadi minum kopinya?
Azura
Nggak Kak. Udah ngantuk.
Azura mencari ruang chat-nya dengan Luna.
Azura
Lagi di mana?
Luna
Baru pulang.
Azura
Jam segini baru pulang?
Luna
Iya.
Azura
Bunda nggak marah?
Luna
Nggak, gue kan sempet pulang, makan, pamitan, mandi, ganti baju. Jadi nggak kayak orang hilang kayak lo hahahaha
Azura
Iiih ....
Luna
Ada cerita?
Azura
Aduh Luna, gue beneran resah gelisah ini, gue pengen cerita tapi nggak puas kalau nggak ketemu.
Luna
Gue yang nggak sabar, pasti seru ini. Apa tadi ada campur tangan setan?
Azura
Gue nyesel banget, sumpah. Gue harus gimana?
Luna
Kalau nunggu ketemu, tidur aja dulu biar tenang. Hidupin musik.
Azura
Besok aja deh.
Luna
Oke.
Azura menghela nafas pelan, lalu menutup matanya. Azura kembali melihat HandPhone-nya. Foto profil Cakra yang baru mengalihkan perhatian Azura.
Foto itu adalah foto tangan mereka yang sama-sama memegang es krim. Terlihat jelas gelang Azura dan jam tangan Cakra.
Senyuman terbit seketika. Tapi tak lama, setelah itu pudar lagi saat melihat sebuah tatto yang baru Azura sadari ada di pergelangan tangan Cakra. Sedikit terlihat, karena jam tangan menutupi.
Azura menghela nafas berat. "Kayaknya gue emang salah orang deh."
() () ()
Mata Alula memicing saat melihat sebuah jaket yang berada di gantungan baju kamar Azura. Ia masuk kamar Azura karena pintunya tidak ditutup, dan jaket itu menarik perhatiannya.
Alula mengambilnya dan mencium jaket itu. Dari jaketnya saja Alula sudah yakin itu bukan miliknya, ditambah lagi aromanya. Aroma khas cowok yang tidak bisa dielakkan.