Azura berjalan santai menuju kelasnya membawa mukenah setelah selesai sholat dzuhur.
"Azura!!" panggil seorang lelaki yang langsung mensejajarkan langkahnya.
Dia Adelio.
"Iya Kak?"
"Nanti kita rapat OSIS ya," ucapnya.
Azura mengangguk. "Oke."
Hening di antara mereka, hingga hanya ada suara langkah kaki mereka yang terdengar.
"Kamu kok kayaknya beda ya, Ra?"
"Hah? Beda gimana?"
"Sejak kamu pernah libur beberapa hari tanpa keterangan, kayaknya kamu beda gitu .... Jadi lebih banyak diam, dan kayak nggak bersemangat dalam hal apapun? Apa ada masalah?" tanya Adelio.
"Masa sih?" heran Azura.
Memang sebenarnya Azura merasakan itu, sejak tidak ada Cakra seperti ada yang hilang dalam hidupnya.
"Iya .... "
"Nggak tau deh Kak," ucap Azura dengan cemberut.
"Mau ke kantin bareng nggak?" tanya Adelio.
"Udah diajak Luna duluan tadi. Kapan-kapan aja ya Kak," jawab Azura.
"Ooh oke .... "
Saat itu kelas Azura pun sudah di depannya, Azura langsung pamit untuk masuk duluan.
Azura duduk mendekati Luna yang sedang berdandan.
"Masa kata Kak Adelio gue berubah, apa iya?"
"Memang, semenjak lo nggak sama Kak Cakra, lo kayak kehilangan hidup lo."
"Ih males banget! Kayak udah cinta banget gue ke dia," sangkal Azura.
"Makanya ceria dikit. Masih banyak cowok lain, nggak Kak Cakra doang!"
Azura mengerucutkan bibirnya. "Gue juga nggak tau tentang perasaan gue sendiri, kenapa gini ya?"
"Baru putus cinta dikit aja," jawab Luna.
"Tadi Kak Adelio ngajak gue ke kantin, tapi gue nggak mau," lapor Azura.
Luna berdecak kesal, lalu mengambil HandPhone Azura yang berada di atas meja.
Tanpa izin pada Azura lagi, Luna langsung mengirimkan chat kepada Adelio.
Azura tidak peduli dengan apa yang dilakukan Luna di HandPhone-nya, karena bagi mereka tidak ada privasi lagi.
"Sana ke kantin bareng Kak Adelio," suruh Luna.
"Ahk!"
"Lagian lo sering juga berdua sama dia, ini kan di kantin, di keramaian," tutur Luna.
Lalu Luna menunjukkan chat kepada Azura.
Azura
Kak, ke kantin bareng yuk, Luna nggak mau nemenin aku.
Kak Adelio
Yuk, Kakak ke kelas kamu ya, tadi Kakak ke kelas dulu.
Azura
Oke, aku tunggu.
"Luna! Lo apaan sih!!!" marah Azura sambil merampas HandPhone-nya.
"Kak Adelio kesini, ya lo harus ikut! Hahahaha .... "
Azura cemberut karena ia memang harus ikut jika Adelio datang.
Tidak lama setelah itu Adelio benar datang. Azura langsung saja bangkit dan menghampiri Adelio.
Adelio tersenyum manis, sedangkan Azura hanya tersenyum tipis langsung berjalan.
Sudah ada banyak warga sekolah yang mengira mereka berpacaran, karena seringnya bersama, tapi karena mereka tidak terlihat seperti pacaran, jadi tidak ada bukti yang menguatkan dugaan mereka.
() () ()
Tidak tahu sama sekali acara pernikahan siapa yang Azura datangi bersama kedua orang tuanya. Ia hanya ingin ikut karena bosan, sekaligus ingin melihat acara sakral dalam sebuah pernikahan, tanpa ia tahu siapa yang menikah.
Acara pernikahan outdoor yang begitu megah dan mewah, dengan tamu yang juga ramai pastinya, tapi sepertinya ini belum semua, karena mungkin saja ada yang akan datang nanti malam.
Pagi ini adalah acara akadnya, orang tua Azura memilih datang saat ini bersama beberapa teman kantornya.
Azura baru menyadari kalau ini adalah acara pernikahan kakak laki-laki Cakra, bahkan ia ketahui saat sudah selesai akad, melihat Cakra maju memberikan mahar untuk mereka foto.
Ternyata orang tuanya pernah ada hubungan bisnis dengan papa Cakra. Tapi mereka tidak tahu kalau Cakra adalah anak dari temannya ini. Bahkan Azura sangat bersyukur mereka tidak mengenali Cakra.
Azura terus memperhatikan Cakra dalam sesi foto keluarga ini, ia tampak lebih tampan dan rapi dari yang biasa ia lihat, wajahnya juga segar dan ceria.
Beberapa kali Azura tersenyum saat melihat Cakra berfoto dengan keponakannya, terlihat ia begitu dekat dengan kedua keponakannya itu.
Tapi ketika foto kali ini, Azura memudarkan senyumnya. Terlihat seorang wanita mengambil alih keponakannya yang paling kecil dan menarik Cakra untuk foto berdua saja.
Cakra mengikut bahkan ia menggendong Chika juga. Keluarganya yang berada di sana tersenyum bahkan tertawa bahagia.
Bahkan gadis itu berani menyingkirkan pengantin dan ia menggandeng Cakra untuk foto di pelaminan berdua saja.
"Waduh-waduh ini kayaknya nggak lama lagi bakalan pesta lagi ni. Udah ada tanda-tandanya ini," ujar si pembawa acara.
"Aamiin." Gadis itu berdo'a. Cakra tersenyum saja di sana.
"Atau kalian emang pacaran?" tanya si pembawa acara lagi.
Azura memantau dari tempatnya duduk. Gadis itu menggeleng sambil tertawa.
"Udah punya pacar masing-masing ya?"
Keduanya menggeleng serempak.
"Oke kalau gitu kita do'ain aja semoga setelah ini giliran kalian yang bakal di pelaminan yang menjadi singgasana kalian" celoteh pembawa acara itu dengan riangnya.