Prolog Epilog

Devi Wulandari
Chapter #20

30 juta

Azura mendengus kesal dan terpaksa melangkah dengan cepat menuju pintu rumah Luna. Pasalnya ada yang memencet bel, dan sepertinya si tamu itu tidak sabaran hingga sangat berisik.

Di rumah Luna sedang tidak ada orang tuanya, papanya Luna bekerja di pertambangan, dan bundanya bekerja di kantor milik orang tuanya.

Dikarenakan pagi ini mereka akan ke pantai bersama, Luna mengajak ke rumahnya dulu sebelum mereka berangkat, karena Luna belum mandi dan ingin ditemani Azura, lalu mereka sendiri akan menyusul.

Begitu pintu dibuka Azura, ia kaget melihat siapa yang ada di hadapannya, yaitu Cakra.

"Kamu kok di sini?" tanya Cakra.

"Aku nunggu Luna, Kakak sendiri ngapain?" tanya Azura balik.

"Oh ini kesempatan," gumam Cakra. Ia langsung menarik Azura pergi dari sana, ia membawa Azura ke dalam bengkel Rendi yang sudah dibuka olehnya.

"Ngapain?" tanya Azura.

Cakra langsung mendudukkan Azura di kursinya. Lalu ia mengotak-atik HandPhone-nya sendiri.

"Kamu tau tentang video ini?" tanya Cakra.

Azura memperhatikan video itu. "Taulah."

"Gimana tanggapan kamu?" tanya Cakra.

"Bagus, aku suka."

"Kamu tau siapa yang posting? Tau siapa yang ngerekam?" tanya Cakra.

"Tau."

"Terus apa kamu bilang ke dia?"

"Makasih."

"Di mana kamu ngomongnya?"

"Chat, tiktok."

"Sini HandPhone kamu!" pinta Cakra.

Azura langsung memberikannya tanpa ragu. Ia membiarkan Cakra melakukan apapun disana.

Sepertinya ia membaca sebuah chat.

"Eh ini kan aku, pake emot ketawa lagi. Oh ini akun kamu ya. Iya Kak. Maaf ya ngerekam kamu diam-diam, habis cantik sih. Aduh makasih. Makasih juga kamu nggak marah, boleh minta WA-nya nggak? Boleh. Makasih juga ya Kak, videonya bagus. Iya, lanjut WA yaa. Oke."

Cakra membaca chat Cakra dan Azura.

"Idih najis, ih!" kesal Cakra dengan ekspresi muaknya yang begitu kentara.

Lalu ia beralih pada WA, untungnya Azura tidak membalas chat dari ketua tim basket yang sudah merekamnya itu mem-postingnya ke tik tok.

"Apa bagusnya sih Azura?" Ia yang tadinya berdiri langsung duduk di hadapan Azura, menggeser kursi yang ada.

"Videonya bagus Kak, aku cantik disitu, dari segi manapun foto dan rekamannya aku cantik, lagunya juga cocok banget. Ya jelas aku bilang makasih, apa salah?" tanya Azura.

"Salah! Video kamu itu ditonton jutaan orang, dikomen ribuan orang, ditambahkan ke favorit sama ribuan orang, di share malahan. Itu yakin pasti cowok semua!" tutur Cakra.

"Iya juga sih. Ya gimana lagi, aku cuma sekedar makasih terus aku ambil videonya, aku sama sekali nggak merhatiin view, komen, favorit, share. Aku nggak merhatiin itu, karena itu nggak akan buat aku terkenal, karena itu cuma satu video doang. Aku aja nggak komen divideo, karna bisa aja jadi sorotan, makanya aku chat langsung," jelas Azura.

Wajah cemburu Cakra sangat kentara, Azura meraih tangannya.

"Mana kamu gemesin banget lagi," kata Cakra dengan dengusan kasar sambil menatap ke arah lain.

"Emang iya."

"Kakak cemburu!" ketus Cakra sembari melepaskan tangan Azura.

"Apa yang mau dicemburuin? Dia cuma suka kok, apa aku salah?"

Cakra berdecak kesal. Mau dibilang salah ya jelas dia tidak salah.

"Videonya juga bagus makanya aku bilang makasih." Azura kembali meraih tangan Cakra. Tapi Cakra melepaskannya lagi.

Sebenarnya kecemburuan Cakra ini sudah mereda sejak lelaki itu menghapus videonya karena diminta Cakra. Cakra berpura-pura kakak lelakinya Azura, dan mengatakan kalau ia tidak mengizinkan foto adiknya diumbar seperti itu.

"Ih Kak, jadi aku harus apa coba? 'Kan aku nggak salah."

Cakra menghela nafas pelan.

"Kalau bisa waktu diputar ya aku juga nggak bisa lakuin apapun, emangnya aku tau bakal divideo dan diposting, dan kalau dia suka sama aku siapa yang salah?" tanya Azura.

Lihat selengkapnya