Prolog Epilog

Devi Wulandari
Chapter #28

Bukti Kuat

"Jadi, karena kamu udah bawa Azura kesini, itu udah buat Papa seneng. Maka semua punya kamu yang Papa sita, Papa kembaliin lagi," kata Raffi. 

Cakra terkejut. "Beneran gitu? Serius Pa?" tanya Cakra. 

Raffi mengangguk. "Karena Azura."

Azura yang sedang bermain HandPhone bersama Chika langsung melirik tersenyum. 

"Bilang kek, kalau tau gitu dari kemaren aku bawa dia kesini. Males banget pake mobil rumah, nggak keren sama sekali," oceh Cakra. "Rekening juga, 'kan?"

Raffi mengangguk. 

Cakra langsung tersenyum, ia menepuk lengan Azura pelan. "Nanti kita beli es krim," ajaknya. 

Azura tersenyum sambil mengangguk. 

"Aku juga mau es klim! Aku nggak diajak!" protes Chika. 

"Oh iya, pasti. Nanti kita beli bareng gimana? Sambil pulang?"tanya Azura.

Chika mengangguk. 

"Eh nggaklah, Om mau berduaan aja sama aunty, nanti nggak bisa ngapa-ngapain kalau ada kamu," ujar Cakra. 

"Kak Cakra ini apaan sih?" kesal Azura lagi. 

"Udahlah Azura, bikin capek kamu aja, mau dia ngomong apa aja biar, dia emang kayak gitu," kata Ema. 

Di ruang tamu saat ini, hanya ada Azura, Cakra, Ema, Raffi dan Chika. Erlang sedang berusaha ditidurkan oleh Septi, dan Andra juga di kamarnya. Juan dan Tantri juga ingin istirahat. 

"Azura, jangan mau dijodohin sama siapa-siapa ya, kalau nanti ada denger kamu mau dijodohin sama orang tua kamu, langsung kasih tau Cakra, kasih tau mamanya sekalian," kata Raffi. 

Azura tertawa lalu mengangguk. 

"Kalau mau lebih aman, kita lamar Azura sekarang. Tamat sekolah mereka kita nikahin, gimana?" tanya Ema. 

Cakra tersenyum senang tentunya. Sedangkan Azura hanya tersenyum biasa. 

Saat itu juga ada Septi membawa Erlang. "Aduh anak ini nggak mau tidur," keluhnya. 

Ema langsung mengambilnya. "Kenapa cucu Oma satu ini nggak mau tidur? Hemm?"

Erlang hanya diam tentunya. 

Lalu Tantri juga ikut bergabung lagi, ia datang bersama Juan. 

"Azura belum punya keponakan ya?" tanya Ema. 

"Belum."

"Kakak kamu usianya berapa?" tanya Raffi. 

"Sama kayak Kak Cakra, mereka 'kan sekelas," jawab Azura. 

"Oh iya yaa .... "

"Malah Cakra tertarik sama adiknya, bukan kakaknya," ujar Tantri. 

"Ya gimana lagi kalau jatuh cinta ke adiknya. Kakaknya galak, dari satu sekolah itu yang paling aku takutin kakaknya," cerita Cakra sambil tertawa. 

"Hah? Serius? Kamu takut sama perempuan dan itu kakaknya Azura?" kaget Septi. 

"Iya. Dia galak, dia kan bendahara tu, aku 'kan suka tidur di kelas. Nanti baru aja dia manggil, langsung aku kasih uangnya ke dia, mau apapun yang diminta pokoknya langsung kasih uang. Dia galaknya nggak sama aku sih, karena aku nggak pernah gangguin dia. Tapi liat cara dia ke temen yang lain ya aku jadi takut," cerita Cakra. 

"Emang galak gitu?" tanya Ema. 

Azura mengangguk. 

"Biasalah namanya juga anak pertama, ya nggak Kak Septi?" tanya Juan sambil mengerlingkan matanya pada Septi. 

Septi meliriknya sinis. 

Tiba-tiba telpon dari Alula masuk ke HandPhone Azura. Tapi Cakra yang melihatnya. 

"Ini Alula, coba aku angkat tapi loudspeaker, boleh 'kan Ra?" tanya Cakra. 

"Boleh."

Telepon tersambung. Langsung terdengar suara Alula.

"Lagi di mana kamu?"

Dari pertanyaan ketusnya saja sudah terlihat jelas. 

"Di rumah Tante Ema."

"Udah! Bilang aja rumah Cakra! Pulang sekarang! Nggak tau udah jam berapa ini?"

"Iya bentar lagi aku pulang."

"Sekarang! Kalau nggak Kakak tarik-tarik kamu dari sana."

"Iya."

Sambungan telepon terputus. 

"Aku mau pulang ya Tante, Om. Supir 'kan yang anter?" tanya Azura. 

"Iya, kalau pacar kamu itu ngizinin," jawab Ema sambil melirik Cakra. 

"Nggak usah. Nanti kalau udah deket rumah kamu baru gantian," jawab Cakra. 

Azura langsung berdiri dan menyalimi Ema. Ema langsung memeluk dan mencium pipinya. 

"Lain kali main kesini lagi ya. Tante tunggu lho," ucap Ema. 

Azura mengangguk. Lalu ia beralih pada Raffi. 

"Om minta maaf ya kalau bikin kamu sedih dan nangis tadi. Jangan kapok-kapok, kalau Cakra nyakitin kamu bilang sama Om, biar habis dia," ujar Raffi saat Azura menyaliminya. 

Azura mengangguk sambil tersenyum. Lalu ia menyalimi semuanya satu-persatu. 

"Ayo," ajak Cakra. 

"Aku ikut?" tanya Chika. 

"Nggak dulu ya Sayang, nanti Kakak nggak punya waktu berdua bareng aunty kamu ini. Nanti setelah anter kita beli es krim banyak-banyak, okee .... "

"Oke!" setujunya dengan girang. 

"Aku pulang dulu ya semuanya, makasih untuk segalanya," pamit Azura. 

Mereka pun menjawab dengan baik dan ramah, kemudian barulah Azura pergi bersama Cakra keluar rumah menuju mobilnya. 

"Jadi beli es krim dulu?" tanya Cakra. 

Mereka sudah sama-sama di dalam mobil. 

Azura mengangguk sambil tersenyum. 

"Makasih ya Azura, udah mau datang dan ngasih waktu kamu, walaupun kurang sih ini," ujar Cakra sambil memutar kemudi. 

"Makasih juga ya Kak udah ngenalin aku sama keluarga Kakak, aku seneng banget bisa kenal mereka," jawab Azura. 

"Tapi Kakak nggak ikhlas kamu pulang, pengennya tetap di rumah Kakak, mereka baik, 'kan? Kamu nyaman, 'kan?" tanya Cakra. 

Azura mengangguk. "Kalau mau puas tunggu nikah dulu kita."

Lihat selengkapnya