Satu jam terakhir berlalu. Lampu merah ruang operasi telah berhenti menyala.
Ibu masih terduduk di kursinya. Setelah 5 menit lampu itu berhenti, baru lah pintu masuk ruangan operasi terbuka.
Para Dokter dan perawat satu persatu mulai keluar dari dalam kamar operasi yang pengap itu.
Ibu yang terduduk segera terbangun dari tempat duduknya. Dia berlari kecil menghampiri para Dokter.
"Bagaimana Dokter ?. Apakah operasi nya berjalan lancar ?. Putri ku selamat bukan Dok?".
Mencerca banyak pertanyaan pada para Dokter, sambil memegangi tangan salah satu Dokter yang berdirinya di barisan terdepan.
Wajah nya terlihat lesu,dengan kedu matanya yang sembam. Ibu Sofi memandang penuh harap kepada para Dokter.
" kami para Dokter. sudah berusaha semaksimal mungkin." Kata melas salah seorang Dokter.
"Kini putri anda,masih dalam keadaan koma. "
Ujaar sejujurnya dari Dokter tersebut.
"Astaga!".
Syoknya ibu Sofi mendengar itu semua. Mulutnya ditutupi tangan kanannya. Kini air matanya kembali menetes pada kedua pipinya.
" lalu kapan dia akan sadar?".
"Kami tidak bisa memastikannya. Dalam kasus koma seperti ini,kemungkinan besar memerlukan waktu yang tidak sebentar untuk nya kembali sadar."
Mendengar itu,Ibu Sofi semakin terbawa dalam emosi.
"Sofi!". Hanyut dia,menyemut nama putri tunggalnya.
" Nyonya". Menyentuh bahunya. Dari salah seorang perawat wanita,yang ikut ambil bagian dalam operasi ini.
"Kuatkan hati mu. Putri mu sangat kuat. Kami melihat keinginan nya untuk dapat sembuh dari penyakit ini,sangat kuat. " kata perawat itu.
Sesaat Dia menghentikan perkataan nya,untuk memberi dukungan moral terlebih dahulu pada ibu Sofi.
Lalu di lanjutnya kembali.
"Dia berusaha keras untuk kesembuhannya sendiri,Sofi anda melawan sangat keras penyakitnya. Kami para tim medis sangat bangga atas perjuangannya".
Mengelus-elus bahu orang tua tunggal itu.