“Baiklah, pekerjaan kita sudah selesai. Ayo kita makan ice cream di kedai sebelah!”
Wajah Doris selalu dibuat ceria. Menampakkan garis lengkung bibirnya ke atas dengan terpaksa. Cukup sudah tentang peristiwa itu, sekarang adalah bagaimana caranya membuat kedua puterinya kembali ceria.
“Ayah, aku lagi nggak kepengin makan yang manis!” teriak Rity berjalan lunglai di belakang.
Sebenarnya, hari ini Rity ada jadwal latihan renang di SMA Bina Husada. Namun, Doris memaksanya ikut mengantar Smili terapi ke dokter di pusat kota. Dengan terpaksa Rity mengiyakan. Hal pertama yang tidak ia suka adalah, mereka harus menggunakan si biru untuk tiba di sana. Serta harus menentang peraturan jalan raya dengan berboncengan tiga. Karena Smili, harus dijaga saat sedang di perjalanan.
Rity pernah memberontak, bersikukuh ingin naik taksi atau angkot daripada kendaraan bermotor. Lebih aman, serta tidak menentang peraturan. Namun, saat itu juga, Smili berhamburan tak tahu arah menjauhi kendaraan roda empat, dan hampir saja tertabrak kendaraan lain yang tengah melintas di depan rumah mereka. Saat itu juga, Rity tak ingin mengulangi hal yang sama, kecuali hanya manut dan menggerutu karena perintah sang Ayah.
“Apa kau yakin? Ayah rasa, kau akan menyesal melihat kami meneguk lelehan es manis berwarna merah muda dalam sebuah cup besar!”
Doris, tetap saja masuk ke kedai diiringi langkah malas Rity. Berbeda dengan Smili, dia membuntut di belakang Ayahnya dengan pandangan yang kosong. Sesekali ia terkejut mendengar klakson mobil dari jalan raya. Hal ini membuat Rity menghela napas beberapa kali.
Smili dan Rity, duduk di teras kedai menunggu Doris membawakan es krim kesukaan mereka. Semangkuk besar vanila mix coklat, dengan saus stroberi di atasnya.
“Ini dia, Vanila Mix Coklat sudah siap!” Doris meletakkan es itu di hadapan mereka.
Rity meraihnya dengan perlahan. Meski awalnya enggan, kini Rity menikmati lembut es dengan rasa vanila bertabur saus stroberi dengan lahab. Rasa manis dan asam bersatu dengan gurihnya es krim yang lumer di mulut. Ia mengambilkan semangkuk untuk Smili, sebelum ia menyentuh es krimnya. Sesuatu terjadi di hadapan mereka.
Kedai es krim yang berada di pinggir jalan raya, tiba-tiba menjadi ramai oleh teriakan Smili, setelah sebuah mini bus menabrak tiang listrik tepat di dekat susunan kursi pelanggan.