Protect From Monster

Zaann
Chapter #15

Perasaan yang terpuruk #15

Rasa kehilangan menghantam Leo dan Nando seperti palu yang menghancurkan hati mereka. Meski berhasil mengalahkan monster itu, kemenangan terasa hambar tanpa sahabat mereka.


Setelah pemakaman sederhana untuk Affa dan Faulin, Leo dan Nando duduk di tepi hutan, menatap matahari yang perlahan tenggelam. Angin dingin malam mulai berhembus, tetapi mereka tidak bergeming.


“Kita gagal menjaga mereka,” kata Nando pelan, suaranya nyaris hilang di antara desiran angin.


Nando menggenggam erat pisaunya. “gw gak bisa memaafkan diri gw sendiri,” gumamnya. “Seandainya gw lebih cepat menyelamatkan Faulin tadi, mungkin saja kita tidak kehilangan 2 orang sahabat kita.”


“gak ada gunanya menyalahkan diri sendiri, Nando. Kita semua tahu risiko ini,” Leo menepuk bahu sahabatnya. “Tapi aku setuju, dunia ini terlalu gelap, terlalu kejam. Kita harus lebih kuat. Untuk mereka.”


Nando mengangguk, meski hatinya masih berat. “Kita harus melanjutkan hidup, kan? Tapi bagaimana caranya? Tanpa mereka, segalanya terasa hampa.”


Malam itu, mereka memutuskan untuk terus maju, meski luka di hati mereka masih menganga. Di dunia yang dipenuhi monster, rasa kehilangan adalah bagian dari hidup. Tetapi mereka tahu, selama mereka terus bertarung, kenangan tentang Faulin dan Affa akan tetap hidup dalam setiap ayunan pisau dan tongkat sihir, setiap langkah yang mereka ambil.


Dan di bawah langit yang dipenuhi bintang-bintang redup, Leo dan Nando bersumpah. Mereka akan menjadi lebih kuat. Mereka akan melindungi dunia ini, untuk sahabat mereka yang telah pergi, dan untuk semua yang masih hidup. Sebab, di dunia yang penuh kegelapan, mereka adalah cahaya terakhir yang tersisa.


Saat angin malam mulai berhembus lebih dingin dari biasanya, sesuatu yang aneh terjadi. Sebuah suara terdengar, lemah dan hampir tak terdeteksi. Suara itu familiar, suara yang sangat mereka kenal. Leo menoleh dengan cepat, dan matanya terbelalak melihat sesosok bayangan transparan berdiri di dekat mereka.


Itu Affa.


"Leo... Nando..."


Suara itu terdengar pelan, namun jelas. Wajah Affa tampak damai, meskipun tubuhnya kini berupa sosok arwah yang bercahaya redup.


Lihat selengkapnya