Protect From Monster

Zaann
Chapter #16

Menjelajahi #16

Perjalanan menuju reruntuhan kota yang hilang adalah perjalanan terberat yang pernah mereka lakukan. Hutan semakin lebat, langit semakin kelam, dan udara semakin berat dengan rasa bahaya. Namun, Leo, Nando, dan arwah Affa terus maju, didorong oleh tekad untuk melindungi dunia mereka dari kegelapan yang semakin mendekat.


Suatu malam, saat mereka mendirikan kemah di tepi sungai yang terletak jauh di dalam hutan, Affa muncul kembali, lebih nyata dari biasanya. Nando menyalakan api, dan bayangan Affa tampak lebih solid di seberang kobaran api.


"Kita semakin dekat dengan tujuan," kata Affa, suaranya terdengar lebih tegas dari sebelumnya. "Aku bisa merasakannya. Namun, semakin dekat kita, semakin kuat kegelapan yang akan kita hadapi."


Leo mendekati api, wajahnya terlihat lelah namun penuh tekad. "Aku sudah siap, apa pun yang terjadi. Tapi apa yang sebenarnya ada di kota yang hilang itu, Affa? Apa yang menunggu kita di sana?"


Affa menghela napas panjang, meskipun sebagai arwah, ia tidak lagi membutuhkan udara. "Kota itu dulunya adalah pusat peradaban besar, penuh dengan kekuatan sihir yang sekarang telah terlupakan. Namun, salah satu dari mereka bermain dengan kekuatan terlarang, memanggil sesuatu yang seharusnya tidak pernah dipanggil. Kota itu hancur dalam sekejap, dan kekuatan gelap itu disegel di sana. Artefak yang kita cari adalah kunci untuk menyegel kekuatan itu kembali—atau membebaskannya."


"berarti dari sanalah kau punya kekuatan sihir? Kenapa kau tidak ikut hancur bersama mereka?" kata Nando yang penasaran


"ya aku dulu berasal dari sana tapi cukup panjang jika mau di ceritakan, lain kali aja" jawab arwah Affa


Nando mendengar kata-kata Affa dengan penuh perhatian. "Jadi, kita tidak hanya perlu menemukan artefak itu. Kita harus memastikan bahwa kegelapan itu tidak dibebaskan."


Affa mengangguk. "Benar. Ini bukan hanya tentang bertarung melawan monster. Ini tentang menjaga keseimbangan dunia. Kalian harus siap menghadapi ujian terberat yang pernah ada."


Malam itu, mereka tidak banyak tidur. Pikiran mereka dipenuhi oleh apa yang menunggu di depan. Namun, mereka tahu bahwa mundur bukanlah pilihan. Mereka sudah kehilangan terlalu banyak, dan nasib dunia ini bergantung pada mereka.


Esok paginya, mereka melanjutkan perjalanan dan akhirnya tiba di tepi jurang besar. Di dasar jurang itu, tersembunyi di antara bayangan tebing, terdapat reruntuhan kota yang hilang. Kota itu tampak seperti labirin batu yang runtuh, ditelan oleh alam dan ditinggalkan oleh waktu.


Saat mereka menuruni tebing, suasana semakin mencekam. Suara gemerisik yang tidak wajar terdengar di antara reruntuhan, seolah-olah sesuatu sedang mengawasi mereka dari kegelapan. Affa, meskipun sebagai arwah, merasakan tekanan yang semakin kuat.


"Berhati-hatilah," bisik Affa. "Kegelapan di sini tidak tidur. Ia menunggu kita."


Leo dan Nando menyiapkan senjata mereka, langkah mereka semakin hati-hati. Mereka memasuki reruntuhan kota yang sunyi, merasakan hawa dingin yang tidak alami menyelimuti mereka. Di tengah-tengah reruntuhan, mereka menemukan sebuah pintu batu raksasa, penuh dengan ukiran-ukiran kuno.


Pisau yang Leo dan Nando bawa berubah menjadi pedang dengan kekuatan elemen nya masing masing, Leo mendapatkan Pedang elemen Api dan Nando mendapatkan Pedang elemen Air.


"Itu adalah kekuatan ku yang sebelumnya, apakah kalian masih ingat dengan aku yang menyuruh untuk memegang mataku? Jika masih ingat itu karena aku memberikan kalian kekuatan sisa ku dan itulah hasilnya, kalian dengan tulus untuk menyelamatkan dunia ini, walaupun tanpa tim dan rekan rekan lain." kata arwah Affa yang menjelaskan hal itu sambil sedikit menahan air mata, walaupun dia sudah menjadi Arwah.


"Di balik pintu ini," kata Affa, "terdapat ruang penyegelan. Artefaknya ada di dalam sana. Tapi begitu kita masuk, kegelapan akan mencoba menghentikan kita."


Lihat selengkapnya