Psikolog Muda

AdisCill20
Chapter #15

Seri 11. Mencuri Itu Dosa

J U D U L

MENCURI ITU DOSA


Bab 1.   Kelas Tiwi


Pagi itu Tiwi sedang bercanda dengan Ria dan beberapa murid lain yang duduknya dekat dengan kursi Tiwi. Mereka asik bercanda sampai jam masuk berbunyi dan Guru masuk serta menerangkan pelajaran. Pelajaran demi pelajaran berlangsung dengan diikuti oleh murid–murid dengan serius.

 Tidak terasa pelajaran ketiga sudah selesai, saatnya beristirahat. Setelah istirahat, dilanjutkan dengan pelajaran lainnya. Ketika sedang belajar, seorang guru mengantarkan seorang murid baru ke kelas Tiwi. Murid baru itu diminta memperkenalkan diri.

“Hai teman–teman, nama saya Fiona. Saya pindahan dari Jakarta.”

Ucap Fiona memperkenalkan diri.

Bu Guru menyuruh Fiona duduk di kursi yang kosong. Ada satu kursi kosong di belakang. Lalu pelajaran dilanjutkan. Pelajaran demi pelajaran berlanjut sampai isitirahat kedua. Ketika istirahat, beberapa murid mencoba berteman dengan Fiona. Lalu mereka terlihat keluar kelas ke kantin. Tiwi dan Ria tidak makan keluar kantin, mereka makan bekal dari orang tua masing–masing.

 

Bab 2.  Pencurian


Hari demi hari murid–murid kelas Tiwi melewati pelajaran demi pelajaran dengan baik. Suasana kelas terasa hidup, ada tanya jawab dan diskusi. Istirahat kedua ini Tiwi dan Ria serta beberapa murid lain sedang jajan di kantin lalu dilanjutkan mereka sholat zuhur di mushola. Setelah zuhur mereka kembali ke kelas.

Sesampai di kelas menjelang guru masuk, Tiwi dan Ria melihat Andani menangis. Beberapa teman yang sudah duluan di kelas, sudah duduk mengitari Andani. Tiwi dan Ria yang baru masiuk heran kenapa teman–teman mengerubuti Andani. Tiwi dan Ria berjalan ke tempat teman–teman yang ramai melihat Andani. Tapi belum jauh langkah mereka berdua, bu Guru sudah masuk.

“Ada apa ini? Kenapa ramai–ramai disitu?”

Salah satu.murid bersuara. “Andani kecurian Bu.…”

Bu Guru terkejut. Lalu katanya.

"Ada pencurian? Apa yang hilang? Siapa yang kecurian?”

Murid lain bicara lagi. “Andani Bu. Sebuah kalung emas Bu.”

Bu Guru mendekati Andani.

“Benar kecurian? Apa yang hilang?”

Andani masih menagis terisak–isak. Andani bicara sambil mencoba menghentikan tangisnya.

“Iya, Bu. Kalung saya tadi putus, jadi saya simpan di dalam tas Bu.”

“Ayo murid–murid keluar dulu satu persatu biar saya cek dulu tas kalian dan tubuh kalian. Ketua kelas ayo bantu saya.”

Ketua kelas meminta semua murid tetap di kursi masing–masing, Lalu ketua kelas memegang saku tangan dan saku jelana murid pria. Murid wanita ibu guru yang memeriksanya. Setelah semua murid keluar, giliran tas mereka yang digeledah. Setelah diperiksa semua ternyata tidak ada ditemukan. Murid–murid diminta dulu keluar dan tas murid–murid yang diperiksa guru. Tetapi tidak juga ditemukan kalung Andani.

Keesoka harinya sebelum belajar dengan guru yang lain, wali kelas masuk ke kelasTiwi.

“Saya dengar kemaren kelas kita ini ada yang kehilangan barang ya? Pencurian?”

”Iya, Bu.”

“Siapa saja yang tidak masuk kemaren?”

Ketua kelas berdiri dan mnyebutkan yang tidak masuk kemarin.

Termasuk Fiona yang pulang cepat kemaren.

Semenjak kejadian pecurian kalung Andani, di kelas Tiwi sering terjadi kehilangan. Baik uang atau barang beharga. Tapi sampai sekarang pencurinya belum juga ketahuan.

 

Lihat selengkapnya