Psikolog Muda

AdisCill20
Chapter #16

Seri 12. Nilai Merosot Karena Cinta

JUDUL

NILAI MEROSOT KARENA CINTA


Bab 1.   Kelas Wika


Wika sedang mengikuti pelajaran bersama teman–teman satu kelasnya. Guru menerangkan, kemudian ada tanya jawab ada juga yang langsung memberikan tugas–tugas. Mendekati istirahat pertama, Ada seorang murid mengetuk pintu kelas Wika. Bu Guru mempersilahkan masuk.

“Masuk.…”

“Maaf, Ibu yang bernama kak Wika dipanggil Mom Gina ke ruang BK nanti ditunggu jam istirahat pertama. Itu saja Bu. Permisi....”

“Baiklah, ma kasih pemberitahuannya.”

Murid tadi keluar kelas, Bu Guru mengumumkan pemberitahuan murid tadi.

Bu Guru bicara. “Wika, Nanti jam istirahat pertama ditunggu Maam Gina di ruang BK.”

“Baik Bu..”

 

Bab 2.   Ruang BK


Begitu bel istirahat berbunyi, Wika telah membereskan buku–bukunya dan memasukkannya ke dalam kelas. Sebenarnya Wika malas sekali ke ruang BK. Setiap murid malas ke ruang BK karena pastinya ada buat masalah kalau dipanggil ke ruang BK. Tapi akhirnya Wika memutuskan untuk mengikuti panggilan Maam Gina. Setelah melewati beberapa kelas, Wika sampai di ruang BK. Wika mengetuk pintu ruang BK.

“Assalamualaikum….”

Maam Gina dan Pak Tio menjawab. “Waalaikumsalam, masuk....”

Pak Tio yang mejanya agak dekat pintu bertanya.

“Mencari siapa?”

“Dipanggil Maam Gina Pak....”

“Silahkan kesana, itu Maam Gina.”

Pak Tio menunjuk meja Maam Gina, setelah itu Pak Tio melanjutkan pekerjaannya.

“Duduk Nak. Wika ya?”

“Iya, Maam.”

“Wika tahu mengapa Wika dipanggil kemari?”

Wika menggelengkan kepalanya.

“Nilai Wika itu merosot terus. Setiap pelajaran merosot dari hasil mid semester kemaren. Ada masalah dengan pelajarannya? Atau dengan gurunya? Atau ada masalah di rumah?”

Wika menundukkan kepala.

“Iya, Maam. Nilai Wika merosot terus.Tidak tahu mengapa Maam….”

“Hal–hal yang Maam bicarakan tadi ada penyebabnya tidak?”

“Nggak Maam, semua baik–baik saja. Gurunya baik–baik saja. Papa dan Mama juga baik–baik saja.”

“O, begitu. Apa punya pacar?”

Wika diam saja. Maam Gina merasa karena Wika diam saja mungkin benar Wika punya pacar. Dan Maam Gina tidak bisa membuat Wika bicara.

“Ya, udah. Kalau punya pacar juga nggak apa -apa. Tapi pelajaran jangan terbengkalai ya. Kasihan masa depan, pacar belum tentu jadi suami. Ya udah, kembali ke kelas. Perbaiki nilai kamu dengan belajar yang rajin.”

Wika mengangkat kepalanya.

“Baik Maam... Permisi Maam....”

Wika mencium tangan Maam Gina dan Pak Tio lalu keluar kelas.

 

Bab 3.   Kamar Wika


Di kamar Wika diam melamun, Wika juga sadar kalau nilainya sekarang merosot. Mid semester kemaren nilainya semua jungkir balik. Wika teringat sesudah terima lapor, di rumah Papa dan Mama juga menegurnya.

“Wika, kenapa nilainya hancur begini? Bagaimana mau masuk fakultas kedokteran dengan undangan?”

Lihat selengkapnya