Judul :
Jangan Merokok
Bab 1. Kelas Tiwi
Gank pelangi sedang ngumpul di kelas Tiwi, ini hari terakhir di kelas XI menjelang terima lapor. Dinda memulai pembicaraan. “Liburan mau kemana Rum?”
Arum menjawab. “Belum tahu, Din. Papi masih banyak kesibukan. Kamu?”
“Belum tahu juga....” ujar Dinda.
Lina ikut bicara. “Aku mau ke tempat nenek liburan ini....”
Tiwi ikut ngobrol. “Sepupu aku mau berlibur di rumah, jadi nggak kemana–mana....”
Mereka asyik bercerita. Suasana kelas cukup rame. Murid–murid bercerita–cerita saja. Beberapa murid bermain di luar kelas. Tepat jam 10 kurang sedikit Arum, Dinda dan Lina kembali ke kelas mereka karena guru akan memberikan lapor.
Bab 2. Anak sumatera
Pak Sunarya dan Ibu Rapiah masuk ke kamar Nanang, anak sulung mereka. Terlihat Nanang sedang mengemasi barang–barang. Ibu mendekati Nanang.
“Nang, nanti pas berangkat jangan lupa bawa pempek dan tekwan keringnya, sudah dibeli Bapak tadi sepulang kantor. Ibu letakkan di kulkas.
“Baik Bu.”
Nanang masih sibuk mengemas barang bawaannya.
“Nah, selesai.”
Ucap Nanang.
Bapak mengeluarkan beberapa lembar uang dari dompet yang dipegangnya dari tadi.
“Ini untuk dijalan, hati–hati nyimpannya. Nanti Bapak transfer untuk pulangnya.
Nia adik Nanang yang masih SD masuk dan bergelayut manja ke Ibu.
“Ibu kapan kita ke bandung lagi? Enaknya kak Nanang bisa ke tempat Bibi....”
Ibu bicara. “Besok–besok ya, Nia kalau ikut kan sudah tahu sendiri. Nanti nggak kerasan kalau nggak ada Ibu.”
Ayah ikut bicara. “Iya, besok pagi kita antar kak Nanang ke bandara jam 7 pesawatnya. Jadi harus bangun pagi ya.”
Ibu berkata. “Ya, sudah. Nanang istirahat, Nia juga. Kita harus bangun pagi.”
Keesokan paginya rumah Nanang sudah rame. Ibu membuat sarapan lebih pagi. Nanang dan Nia juga sudah siap dari pagi. Selepas sarapan, mereka berangkat menuju bandara Sultan Mahmud Badaruddin II, Palembang. Di Bandara, Nanang masuk, Ibu, Bapak dan Nia mengantar diluar. Setelah pesawat Nanang berangkat, mereka juga pergi dari bandara.
Bab 3. Bandara Husein Sastranegara–Bandung
Tiwi sekeluarga sedang menunggu kedatangan Nanang di bandara. Setelah Nanang turun dan bertemu dengan keluarga Mamang dan Bibinya juga anak–anak mereka (Tiwi dan Bima). Mereka langsung pulang ke rumah.