JUDUL :
TARUHAN
Bab 1. Anak kelas X
Tiwi dan teman-temannya sudah naik ke kelas XII. Dan mereka baru masuk libur sekolah. Pada penerimaan murid baru tahun ini, dalam MPLS perangkat OSIS terlibat dalam MPLS, sekedar memperkenalkan kegiatan-kegiatan OSIS ke murid baru. Hardi si ketua OSIS memperkenalkan semua kegiatan OSIS ke semua kelas murid baru. Tentu saja dia di sekolah ditemanin anggota OSIS lainnya.
Hal yang sudah biasa kalau murid kelas X yang cewek jadi incaran kakak kelasnya yang cowok. Apalagi yang jadi bunganya. Ada murid kelas X yang sangat manis dan juga ramah serta mudah bergaul bernama Andiya. Hardi si ketua OSIS sering memperhatikannya. Dia naksir Andiya. Beberapa teman yang selalu menemani Hardi nama si ketua OSIS tersebut sewaktu giliran memperkenalkan OSIS dan kegiatan OSIS. Tahu kalau Hardi sepertinya naksir Andiya. Hardi walau pun ketua OSIS dan sudah kelas XII, dia belum pernah pacaran. Teman-temannya terus menggoda Hardi. Dan Hardi pun jujur kepada teman-temannya karena kebetulan perangkat OSIS yang selalu menemaninya itu adalah teman-teman dekatnya. Dan teman-temannya memberi semangat Hardi agar bisa mendapatkan Andiya. Mereka sampai menantang Hardi kalau bisa mendapatkan Andiya, maka mereka akan memberinya sejumlah uang ke Hardi. Dan Hardi harus mendapatkan Andiya tidak boleh lebih lama dari setelah penerimaan murid baru. Kalau tidak uang tersebut batal diberikan. Dengan kata lain teman-temannya taruhan apakah Hardi bisa mendapatkan Andiya atau tidak. Hardi mau tidak mau setuju saja. Karena teman-temannya selalu menggodanya dan memberinya semangat.
MPLS (Masa Perkenalan Lingkungan Sekolah) pun sudah usai. Dari MPLS pun Hardi dan teman-teman selalu nongkrongnya di depan kelas Andiya. Mereka juga selalu menggoda Andiya. Misal berkata. “Mau kemana dek? Kantin ya, mau ditemanin. Nih, Hardi mau nemanin....” Atau sekedar berkata. “Ada salam dari Hardi.” Juga kadang cuma bilang. “Kata Hardi adek manis sekali.” Hardi juga ikut malu dengan ulah teman-temannya itu.
Selepas MPLS, Hardi dan rombongan masih suka nongkrong di depan kelas Andiya. Murid kelas X kan disuruh untuk ikut satu kegiatan OSIS dan Pramuka di sekolah. Kalau lewat kelas X, mau ikut boleh, nggak juga nggak apa-apa.
Andiya tertarik juga untuk ikut kegitan OSIS. Dia suka olahraga basket. Hardi juga suka basket. Dia senang sekali Andiya bergabung di klub basket. Jadi tambah dekat, pikirnya dalam hati.
Karena sama-sama klub basket, mereka jadi dekat. Suatu pagi di kantin, Hardi dan teman-teman dekatnya sedang jajan di kantin. Ada yang memulai pembicaraan.
“Tembak dong, Hardi. Sudah dekat gitu.”
Yanglain ikut bicara. “Jangan nggak berani. Ayo secepatnya, jangan lama-lama. Ntar keburu diambil orang loh.” Ujar mereka.
Mereka semua menyemangati Hardi. Hardi hanya tertawa-tawa saja.
Suatu sore sepulang latihan basket. Ketika Andiya sedang menunggu Papa menjemputnya. Hardi berdiri disampingnya. Lalu dia mencoba mengumpulkan semua keberaniannya untuk mulai bicara dan menembak Andiya.
“Hai, dek.” Ujarnya lembut.
Andiya yang sedang melihat ke arah mobil-mobil yang baru datang menjeput murid-murid. Menoleh ke Hardi. “Hai juga Kak.”
“Mau diantar pulang nggak,” ucap Hardi.
“Ma kasih, sedang nunggu Papa jemput.”
Hardi langsung bicara.
“Kita pacaran yuk...” ucapnya pelan tapi cukup jelas ditelinga Andiya.
“Mau nggak jadi pacar Kakak?” ucap Hardi lembut sambil menatap Andiya.