PSYCHO LOVER

Lutfiatin Nisa
Chapter #1

Nasib Yang Buruk

Di sebuah kamar, seorang wanita sedang tertidur pulas.

Kringgg, kringgg, kringgggg!!

"Bangun Cin, udah siang nih! ntar kamu telat lagi lo," teriak Amel teman satu kost-annya yang juga tinggal di kamar sebelah.

Cinta menguap seraya merayap dan mematikan jam bekernya. Mata wanita itu terbelalak.

"Apaaa!! Sudah jam tujuh, mampus aku!!" umpat wanita itu dan segera masuk ke kamar mandi lalu bersiap-siap dan berangkat ke tempat kerja.

"Eh Cin, kamu nggak sarapan?" tanya Amel yang sedang menata roti dan siap memakannya.

Cinta langsung menyabet roti milik Amel dan langsung menyantapnya. "Makasih Amel, Sayang, nanti aku ganti ya," ujar Cinta cengengesan.

"Yaelah Cin! Kebiasaan kamu!"

Wanita itu segera bergegas menaiki bus. Sesampainya di tempat kerja, atasan wanita itu memarahinya.

"Sudah berapa kali kamu seperti ini, kamu kira klinik ini mengobati orang mati, lihat antrian yang begitu panjang. Gara-gara kamu, sebagian dari mereka pulang, apa kamu mau mengganti kerugianku," bentak wanita pemilik klinik itu.

"Maaf Dok, maafkan saya," rintih Cinta.

"Kamu itu hanya asisten dokter di sini, jadi jangan bertingkah, sekali lagi kamu telat begini, kupecat kamu," ancam wanita itu.

"Iya Dok, saya mengerti." Cinta kembali ke tempat duduknya dan merasa lega. "Hahhh, hampir aja," gumam wanita itu.

Cinta bekerja sebagai asisten dokter psikolog di sebuah klinik. Di karenakan nilai IPK-nya saat kuliah tidak begitu bagus, makanya wanita itu tidak diterima bekerja di rumah sakit, dan hanya bisa bekerja di klinik kecil seperti itu.

Jam sepuluh malam ia baru selesai bekerja. Sebagai asisten gajinya pun tidak begitu banyak. Ia harus membaginya untuk membayar kamar kost dan biaya hidupnya.

Saat ia pulang ke kamar kostnya, ia kaget melihat semua barang-barang miliknya tergeletak di lantai, dan seorang wanita tua berdiri tegak di depan pintu.

"Ibu kost, ada apa ini?" tanya Cinta dengan heran.

"Kamu masih tanya? Atau sudah pikun, kamu belum membayar uang kost kamu selama tiga bulan!" bentak wanita itu.

"Tapi Bu, saya belum gajian, saya janji akan membayarnya, Bu," pinta Cinta.

"Hanya janji yang selalu kamu berikan, kalau malam ini kamu tidak bisa membayar, pergi kamu dari rumahku!" bentak wanita tua itu seraya pergi meninggalkan Cinta.

Cinta masih terduduk di lantai sambil memberesi barang-barangnya. Amel keluar menemui temannya itu.

"Cin, bawa ini bersamamu, carilah motel terlebih dahulu, besok aku akan coba berbicara pada ibu kost," ujar Amel seraya memberikan sedikit uang pada wanita itu.

"Makasih ya, Mel, aku janji akan menggantinya," isak Cinta seraya memeluk temannya itu.

Cinta pergi dari tempat itu, membawa barang-barangnya dan mencari motel yang agak murah untuk bermalam.

Keesokan harinya seperti kebiasaan wanita itu, dia juga bangun telat dan berangkat kerja telat pula. Atasannya langsung memberi surat pemecatan.

"Dok, tolong kasih saya kesempatan sekali lagi, saya janji ini tidak akan terulang lagi, Dok," isak wanita itu.

"Berapa kali aku sudah memberimu kesempatan, tapi tetap saja kamu seperti ini, lagian masih banyak orang lain yang mau menjadi asistenku, pergi kamu!" bentak wanita tua yang mengenakan jas putih itu.

Lihat selengkapnya