Keesokan harinya di bandara. Seorang wanita berlarian karena telat bangun, siapa lagi kalau bukan Cinta. Wanita itu punya kebiasaan yang buruk.
"Oh, semoga aku nggak telat, kenapa aku punya kebiasaan yang buruk seperti ini," gerutunya pada diri sendiri.
Tiba-tiba Cinta menabrak seorang pria.
Bruukk!! "Sial! Punya mata nggak sih!" umpat Rangga yang tak suka ditabrak
"Maaf-maaf," sahut Cinta seraya mengambilkan paspor dan tiket pesawat milik Rangga, yang terjatuh di lantai, Cinta sempat melihat nama pria itu. Rangga segera menyabet paspornya dari tangan Cinta dan berlalu pergi.
"Ah, ganteng sih, tapi sayang pemarah, oh! Aku lupa," ucap wanita itu dan segera berlari lagi.
Terlihat seorang wanita sedang memanggil nama Cinta beberapa kali. "Saudari Cinta, di mana ya? siapa yang bernama Cinta, tolong angkat tangan." Semua orang tampak menggeleng.
"Itu saya Mbak! Maaf saya telat," teriak Cinta seraya terengah-engah.
"Oh, baiklah. Ini tanda pengenal kamu, di situ sudah ada voucher hotel dan untuk makanan juga, tolong dipegang jangan sampai hilang, ya," pinta wanita itu.
"Iya, Mbak, terima kasih."
"Lalu siapa lagi ya, yang belum? Rangga, siapa yang namanya Rangga, tolong segera ke sini ya!" teriak wanita itu memanggil.
Cinta seperti baru saja melihat nama itu, dia berpikir dan baru ingat. Pria yang ditabrak tadi bernama Rangga. Cinta segera mencari pria tadi dan melihat Rangga masih duduk di bangku, wanita itu langsung mendatanginya.
"Apa nama kamu Rangga?" tanya Cinta.
"Iya, kenapa?" sahutnya ketus karena mengingat Cinta adalah wanita yang menabraknya tadi.
"Mbak! Sini! Rangga di sini, Mbak," teriak wanita itu tiba-tiba membuat Rangga bingung.
Wanita yang sedang mengabsen tadi datang dan mendekati mereka. "Oh, kamu yang namanya Rangga?"
Rangga masih bingung. "Ada apa ini!"
"Waktu kita mepet, ini tanda pengenal kamu serta voucher gratis hotel dan makanan juga, tolong pegang baik-baik, dan sekarang ayo ikut aku, kita akan segera berangkat," pinta wanita itu.
"Ayo cepetan!" ujar Cinta ikut menarik tangan Rangga.
"Tunggu!" Ucapan Rangga tak digubris, pria itu akhirnya ikut dan tak bisa menolak ajakan Cinta. Mereka segera berbaris dan masuk ke pesawat.
Setelah sampai di Thailand, mereka semua terkagum-kagum dengan keindahan negara itu. Banyak tempat-tempat yang bagus dan sangat memukau. Sampailah mereka di sebuah hotel yang sangat megah.
"Wahh! Indah banget," ujar Cinta dengan mata berkaca-kaca.
"Nah, untuk lima hari kedepan kalian bisa menginap di hotel ini, dan kalian juga akan mendapat voucher makan gratis di restoran yang ada di hotel ini, untuk sekarang, kalian istirahat saja dulu, besok pagi kita akan berkumpul lagi di sini, selamat datang di Thailand dan bersenang-senanglah," ujar wanita yang menjadi pemandu wisata itu.
Rangga berpikir, kebetulan sekali ia tidak usah menghabiskan uangnya yang tinggal sedikit, tapi ia masih bingung kenapa namanya ada di acara tersebut.
Dunia ini begitu luas, bukan. Nama Rangga tidak hanya satu-satunya di dunia ini. Kebetulan saja pemenang door prize lain bernama Rangga, dan saat itu ia tidak bisa hadir dalam acara liburan tersebut, lalu akhirnya tanpa kesengajaan Cinta membuat Rangga menjadi orang itu.
Di sebuah kamar, Cinta berbaring dan merebahkan tubuhnya di kasur. "Ahh, empuk banget kasurnya, emang hotel mewah nih!" gumam wanita itu seraya bergulir ke sana ke mari seperti ulat.
Dan di kamar lain, Rangga masuk dan menaruh barang-barangnya di samping ranjang.
"Lumayan juga ni hotel, daripada aku harus tidur di jalanan," gumam pria itu dan melihat sekeliling.
***
Budi berjalan tergesa-gesa dan masuk ke suatu ruangan. "Ketua, saya mendapatkan kabar dari pihak bank, Rangga menarik semua uang yang ada di bank, dan tidak menyisakan sedikit pun," ujarnya.