Senin, 14 Juli 2008, kupandangi bangunan tua dengan lambang garuda bertuliskan SMA 17 Agustus, yap ini hari pertamaku masuk SMA, tempat dimana cerita indah akan terukir, disini aku nggak berharap lebih, mukaku lesu menyambut hari pertamaku setelah tragedi Ayah memarahiku karena aku nggak bisa masuk di SMA Negeri yang diimpikannya, dalam hati aku berjanji ditempat ini aku akan meraih prestasi setelah aku gagal di SMP, aku berjanji akan membuat Ayah bangga padaku.
Tidak sedikit siswi disini yang diantar Orang tua untuk mulai hari pertama, kecuali aku yang sejak TK sudah terbiasa memulai hari pertama sekolah seorang diri. tiba-tiba seseorang menepuk bahuku,
“halo mbak” ucap seorang ibu dengan senyum yang ramah, kaget dan sedikit gugup aku menoleh kearahnya
“eh iya tante halo” sapaku.
“kenalin ini anak saya namanya Fina, hehe..nggak berani kenalan sendiri, mamanya yang disuruh kenalan” seraya menarik anak gadisnya yang agak gemuk tapi sungguh manis seperti gula aren
“hai...kenalin namaku Fina” sapanya
“hai aku Tina” seraya menjabat tangannya
Fina adalah teman pertamaku disini, sayangnya saat pembagian kelas kita beda kelas,but it's ok..aku berfikir untuk tidak terlalu memikirkan teman karena rasa minderku di SMP yang belum bisa aku lupakan, berfikir mereka lebih kaya,lebih cantik,lebih pintar,lebih punya segalanya,but me? I'm nothing, cuma gadis desa yang Ayahnya nggak punya penghasilan, dan Ibu penjual nasi bungkus, aku hanya mujur bisa diterima di SMP Negeri favorit di Surabaya, dengan otak paspasan, dijauhi teman teman atau mungkin aku yang kurang bisa bergaul, aku berjanji masa SMP ku nggak akan terulang lagi disini.
Aku memilih tempat duduk paling depan dikelas, duduk disebelah teman lelaki yang rada autis, suka ngomong sendiri, ketawa sendiri, kadang omongannya ngga bisa dipahami, tapi setidaknya aku tenang duduk disini tanpa melihat punggung teman teman dan aku lebih bisa memperhatikan guru saat pelajaran. Aku nggak berbicara sepatah katapun sampai teman teman mulai mengajakku berkenalan,