“assalamualaikum” ucapku melangkah masuk rumah, kucari Ibu disetiap kamar, dan kudapati Ibu menangis dikamar adik kembarku, dengan muka lebam seperti habis di tonjok, dan pakaian yang sudah dikemas seperti hendak kabur dari rumah, aku nggak tau harus bersikap bagaimana, kudatangi Ia dan bersimpuh dikakinya,
“Emak mau kemana? Muka Emak kenapa?” tanyaku pada Ibu dengan tangisan, aku memanggilnya Emak, karena ditempat asalku para anak memanggil Ibu nya dengan sebutan Emak.
“kowe nang kene ae yo nak, Emak tak moleh nang ndeso, Emak wes nggak kuat tinggal ambek Ayahmu (kamu disini aja ya nak, Ibu mau pulang kampung, Ibu sudah nggak kuat tinggal sama Ayah)” jawabnya dengan isak tangis menahan perih diwajahnya,
“terus adek piye mak?(terus adik gimana bu?)” jawabku
“adekmu urusen, yo nak(adikmu kamu yang urus)”