Terdiam aku memandangi Hendra bercanda ria dengan kekasihnya diruang tamu saat kami berkumpul dirumahku bersama Ocha dan juga Alan, kulihat Hendra tertawa bahagia menggoda kekasihnya dengan tingkah-tingkah konyol yang dia lakukan yang terkadang sedikit manja, aku hanya bisa berangan seandainya saja aku yang membuatnya manja dan tertawa.
“Tin” seru Vivi menggoyangkan tangannya didepan mataku.
“hmm apa” jawabku ketus tanpa mengalihkan pandanganku dari Hendra.
“kamu ngapain sih”
“lihat deh mereka berdua Vi”
“siapa? Hendra?” tanyanya.
“iya...mesra yaa...udah Hendranya imut, cakep, ceweknya cantik kayak model, kapan aku bisa punya pacar kayak Hendra” ucapku resah. Vivi memandangku dan tertawa.
“gilaak...ngarep banget ya kamu, udah ungkapin aja kalo kamu suka dia, jangan dipendem nanti malah sakit, lebih baik mengungkapkan” jawabnya menasehatiku.
“nggak ah gilak apa, orang dia cinta banget sama ceweknya”
“ih si Hendra tuh tertekan tau sama ceweknya, soalnya kudu nurutin maunya terus, sedangkan Hendra nya merasa nggak bebas gitu”
“sok tau kamu”