“setelah lulus, kalian mau lanjut kemana?” tanya Vivi.
“kuliah” jawab Ani dan Fina.
“kalo kamu Tin?” tanya Vivi padaku.
“nyobak ptn, kalo nggak lulus ya kerja”
“nggak lanjut kuliah?”
“kalo swasta kayanya enggak deh, nggak ada biaya” jawabku.
“tes ptn aku temenin yah, aku juga ikutan” ajaknya.
“pokok kalo kita udah lulus nanti, tetep kumpul ya, tetep sahabatan sampek kita tua nanti” ungkap Vivin.
“janji” jawabku seraya menjulurkan tangan diikuti mereka dan membentuk seperti bintang dengan memakai gelang persahabatan yang melingkar dipergelangan tangan kami, tidak lupa kami mengabadikan moment itu di album foto dan menguploadnya di facebook masing-masing. Kami melewati ujian dengan lancar dan tanpa hambatan, aku mengerjakan ujian sesuai kemampuanku, sedikit ngeblank karena gugup dan tidak percaya diri dengan apa yang telah kujawab, sekali lagi aku pasrah terhadap hasil yang akan kudapat nanti.
Sebelum pengumuman kelulusan, sekolah mengadakan tour perpisahan ke Bali, aku nggak mau tertinggal kali ini. Ini pertama kalinya aku ke Bali karena aku tidak ikut perpisahan SMP yang tempatnya diBali 3tahun lalu. Malam hari sebelum berangkat tour, aku dan Ocha tidur terlalu larut malam karena nggak bisa tidur, esoknya aku bangun kesiangan.
Kriiiiiiiiiiing............kriiiiing.........kriiiiiiiiiiing...........
“halo”
“kamu dimana kok nggak dateng-dateng, sudah mau berangkat”
tok......tok.....tok...........
tok......tok.....tok..........
suara ketukan pintu luar rumah dengan keras.
“OCHAAAA......TINAAAA” suara lelaki diluar rumah.....
“bentar” jawabku mematikan telepon.
Aku melihat jam di Hp dan langsung berjingkat karena sudah hampir jam 6, tanpa mandi, tanpa cuci muka, tanpa sikat gigi, aku langsung memakai celana dan jaket untuk segera berangkat ke sekolah, ternyata didepan ada Vandi yang menjemput Ocha karena juga terlambat, aku pergi begitu saja meninggalkan mereka.
“Cha aku duluaaaan” teriakku, lagi-lagiiii hampir telat diacara yang penting, untung saja semua sudah kupersiapkan sejak malam. Aku nggak membawa banyak barang, hanya membawa banyak camilan untuk kunikmati dalam perjalanan.
“kamu kemana aja siiiih...kok lama banget, untung aja didata dulu sebelum berangkat” omel Vivi.
“iya maaf...aku ketiduran” jawabku sibuk menaruh tas diatas bangku bus.
“hooooaaaaahmmmm” aku menguap dan langsung duduk disebelah Vivi, aku memandangnya dan tersenyum.
“kamu nggak mandi ya?” senyumku memudar mendengar perkataannya, sepertinya hanya dia yang tau kalo mukaku belom mandi.
“belom, bangun tidur aku langsung kesini, nggak cuci muka, nggak sikat gigi” jawabku dengan senyum khas pepsodent, dan dia menutupi hidungnya.
“hahahha....apaan sih kamu..nggak bau kok, aku udah makan permen mint” tawaku meledek ekspresinya.
“ih jorok banget sih kamu, gitu pengen punya pacar”
“bodo ah...daripada aku telat...diem aja deh kamu...nanti kan ada makan siangnya di resto tuh, aku cuci muka sama sikat gigi janji....”