Pubertas dan Kertas

Buruh Tulis
Chapter #1

Chapter tanpa judul #1 Prolog

Di sini, di teras samping kontrakan. Aku bersama gitar yang ku pinjam, bersama dengan keheningan pagi, dan sesekali terdengar suara anak kecil lagi menangis. Yang bersamaku tinggal kerinduan, kerinduan untuk kembali ke belakang, untuk kembali ke masa dimana aku belum tahu banyak hal. Belum bisa melihat dengan jelas, mana yang salah dan benar. Yang ada di dalam kepalaku hanya sebuah kesenangan.

Sekarang, di tempatku pukul 07.00 WIB. Teman-temanku sedang tidur, tadi malam begadang. Kukira, itu lumayan wajar dan mungkin, bisa saja menjadi suatu pemakluman untuk para pemuda, dan bukan lagi remaja. Dengan kegiatan yang super padat yang dibuatnya sendiri, seperti sibuk bermain handphone sampai waktu hampir menjelang subuh.

Dan mengenai apa yang aku gunakan sekarang, aku sedang menggunakan celana merah pendek. Kaos warna hijau loreng dan putih, dengan bahan yang lumayan tipis. Ketika aku menggunakan baju ini, aku seperti orang aneh. Kukira, aku tidak cocok memakai baju yang mencorong.

Jika aku tadi telah menyebut gitar, bisa dibilang, aku ini masih pemain amatiran. Ingin benar-benar belajar, hanya agar bisa menghibur diri sendiri dikala kerinduan masa-masa lalu datang secara tiba-tiba. Hanya agar aku tetap bisa mengendalikan diriku ketika semua kerinduan bertemu menjadi satu. Dan yang tersisa tinggal sunyi dan sepi. Disitulah aku sekarang.

Aku bermain gitar masih pada kawasan dimana ; otak, tangan kanan, tangan kiri, dan mulut tidak bisa berbarengan bekerja. Mungkin, kata orang ini wajar. Tapi kataku tidak, ini karena obsesiku sejak dulu. Ini karena aku ingin agar segera pamer kepada dunia bahwa aku bisa menghibur diriku sendiri dan menjadi manusia paling bahagia di dalam Galaksi Bima Sakti.

Lihat selengkapnya