Lili menatap pada sekitaran gedung hotel yang kini lantainya tengah Ia pijaki. Netranya menatap takjub pada sekitar, seumur hidupnya Lili hanya bisa memandangi bagaimana megahnya hotel tersebut dari kejauhan, karena kebetulan letak hotel tersebut sering Lili lewati ketika dia hendak berangkat sekolah.
Mulutnya kembali berdecak, seumur hidupnya Lili tidak pernah merayakan ulang tahunnya, bukan karena kedua orang tua Lili tidak mengingatnya, namun kondisi ekonomi yang membuatnya menjadi demikian, sudah bisa makan dan bayar kontrakan saja maka semua dianggap baik-baik saja, sedari kecil Lili sudah diajarkan untuk selalu bersyukur atas semua yang Lili dapatkan.
“Lili kan?” pertanyaan itu keluar dari seorang Ibu paruh baya yang terlihat masih begitu cantik, dandanannya sedikit modis juga rapi, berbalut baju kerja yang formal perempuan itu tersenyum pada Lili.
“Iya Bu” Lili mengangguk penuh hormat, tahu jika perempuan tersebut adalah atasannya bekerja malam ini.
“Untuk sementara pekerjaan kamu ada di belakang ya, silahkan cuci piring juga gelas kotor setelah pelayan lain mengambilnya nanti, lalu jika kebetulan di depan kita kekurangan orang, kamu harus sigap membantu ya, antarkan makanan dan minuman yang dipesan oleh para tamu undangan, kamu mengerti kan Lili?” perempuan itu menjelaskan sembari berjalan tergesa, aura mendominasi begitu kentara, rupanya senyuman tadi hanya dilayangkan sekilas, karena setelahnya justru Lili malah kelabakan dengan aura sang perempuan yang bahkan belum diketahui namanya.
“Baik Bu” Lili mengangguk patuh, lagi.
“Jangan sampai ada kesalahan, ingat! Semuanya harus tertata dengan sempurna” kembali perempuan itu mengingatkan, membuat Lili mengerjap lalu mengangguk pasrah.
Akhirnya mereka tiba di ambang pintu dapur, banyak orang yang hiruk pikuk disana, semua orang bekerja cepat dan tepat, membuat Lili sedikit kelimpungan untuk menyeimbangi, diantara mereka tidak banyak berbicara, mungkin karena pekerjaan yang begitu banyak dan mereka sudah diburu waktu.
Lili segera ambil bagian di bagian cuci piring, meski ini pertama kali bagi Lili bekerja di bawah tekanan oranglain, namun Lili adalah gadis yang cekatan, jika hanya mencuci piring maka itu adalah hal yang biasa baginya.
“Li! Di dalam kekurangan orang, kamu coba antarkan minuman ini pada tamu di dalam sana” seorang pegawai meminta Lili untuk maju ke dalam ruangan yang terdengar begitu penuh dengan hingar bingar pesta, katanya kali ini mereka tengah merayakan ulang tahun seorang anak pengusaha ternama, entahlah Lili tidak tahu dan tidak ingin tahu, yang Lili tahu sekarang dia harus bekerja dan pulang membawa uang untuk membeli buku paket di esok hari.
Lili berjalan dengan nampan di tangannya, nampan tersebut berisi minuman dengan warna-warna berbeda juga aroma berbeda, Lili tidak tahu jenis minuman tersebut, tidak juga banyak bertanya, melihat teman-temannya ketika bekerja begitu memasang wajah yang serius.