Sudahkah kubilang bukan bahwa satu-satunya kelebihanku adalah membuat ibu tiriku, Ratu Elsadora menderita migrain berkepanjangan dan insomnia bertahun-tahun? Sepertinya kemampuanku itu semakin meningkat dan sudah mencapai level yang berbeda sekarang.
Ratu Elsadora mengutus pasukanku berburu tanduk naga untuk pengobatan Raja Dylon, Ayahku, yang sekarang hanya bisa terbaring sakit di tempat tidurnya akibat pembengkakan kelenjar getah bening.
Aku takkan heran bagaimana Ayah bisa mengalami riwayat penyakit yang menyedihkan itu. Wajar menurutku, itu adalah masalahnya sendiri karena menikahi wanita yang terlalu muda untuk ukuran kemampuannya. Ratu Elsadora bahkan lebih pantas menjadi kakakku atau kakakku terkasih sekalipun.
Namun, selain tanduk naga dan berkarung-karung sisik serta kuku, aku turut membawa serta pulang bonus untuknya, seorang gadis yang tak lain adalah jelmaan si naga hitam yang gagal kubunuh.
"Siapa gadis ini, Torri?!" tanya ibu tiriku murka. Sayang sekali wajah cantik usia 25-nya itu harus mengalami penuaan dini akibat terlalu sering memarahiku.
Kalian pasti sudah tahu nama apa yang kuberikan pada gadis naga itu bukan?
"Anne," jawabku singkat.
"Demi rambut keritingmu, Torri, aku tidak peduli siapa namanya. Aku menanyakan asal-usulnya!" Dia berteriak menggelegar seperti getaran gelambir naga.
Seandainya ibu tiriku tahu siapa naga yang sebenarnya di sini.