Pulang ke Pelukan

Johanes Gurning
Chapter #1

Udara Bebas

Langkah kaki pria itu masih sama seperti lima tahun yang lalu. Tegap, percaya diri dan tidak gentar akan apa pun. Seorang sopir menuntunnya hingga ke pintu gerbang utama penjara. Di atas bahunya, terselempang sebuah tas yang berisi barang-barang yang lima tahun lalu dititipnya di tempat itu.

"Jangan kembali lagi," ucap sang sipir ketika membukakan pintu gerbang untuk Antoni.

Antoni tertawa. "Tempat ini menyenangkan."

Sang sipir mengerutkan kening. Ia berpikir ada yang salah dengan otak Antoni.

"Pulanglah. Setidaknya saat kembali, jangan berstatus sebagai narapidana," ucapnya mengakhiri.

Antoni menyalami petugas penjara tersebut dan mengucapkan selamat tinggal. Saat ia berbalik membelakangi pintu, udara hening menghadang, seolah berkata jika kehidupan selanjutnya akan segera dimulai.

Tidak ada yang menjemputnya hari ini. Tidak mengapa, karena ia juga tidak berharap. Kebebasannya adalah satu alasan membayar utang yang dulu belum terbayar.

Suasana luar penjara seperti begitu asing bagi Antoni. Lima tahun yang lalu, rasanya sungguh berbeda. Seketika ia teringat pada Rosi, juga pada Adek. Ada kepedihan yang muncul mengisi relung terdalam hatinya.

Apa kabar Rosi di tempat yang jauh?

Masihkah Adek mengenalinya?

Apa jawaban yang akan ia berikan ketika bocah kecil itu ketika bertanya tentang keberadaan dan ketidakhadiran Anoni selama lima tahun ini?

Di ulang tahun Adek yang kedua dan ketiga, Antoni masih rutin mengiriminya hadiah. Hal tersebut adalah cara Antoni untuk selalu diingat oleh Adek. Sayangnya, di tahun ke empat dan kelima, usaha itu berhenti. Semua terjadi sejak ayahnya pergi jauh--sama seperti Rosi. Ibunya yang mendapat bagian menjaga Adek dan mengurus rumah, mendapat dua tanggungjawab. Dan sejak hari itu, tidak ada seorang pun yang mengunjungi Antoni ke penjara.

Ada kenangan yang pernah hilang dari ingatan Antoni. Semua kembali menyeruak dan memenuhi isi kepalanya, ketika berada di lingkungan bebas.

Antoni berjalan dengan pasti. Wajah Adek kini bermain-main dalam kepalanya. Mungkin saja sekarang bocah itu tengah menantinya di rumah. Ia yakin jika ibunya tengah mempersiapkan penyambutan atas kebebasan pada dirinya hari ini.

Kemungkinan-kemungkinan itu menciptakan euforia bahagia dalam dada Antoni. Kebebasannya bukan saja tentang merayakan kembali kehilangan. Namun, kebebasan selalu berarti memulai dari awal dengan baik dan melupakan semua yang telah usai.

Melupakan?

Lihat selengkapnya