Punggung Si Bungsu

Januar EL Capirco
Chapter #2

Diam Adalah Emas, Kehormatan Tertinggi Adalah Kejujuran

Kemelut dalam pikiran benar-benar tergerus saat itu terlebih rasa percaya diri justru tidak tahu berada di mana. Aku menyalahkan diri sendiri karena sudah sangat susah untuk berbicara panjang bahkan nyali menciut hingga merenggut satu demi satu.


Kala suatu hari datang sebuah usaha untuk bangun lebih awal seperti biasanya, akan tetapi tubuh enggan diajak berdamai.


Leher sangat kemcang, kepala terasa melihat sesuatu sudah cukup berbayang-bayang, dan nafas seperti disuruh berlari maraton dalam hitungan singkat.


Jujur belum pernah mengalami kejadian seperti itu dan parahnya justru yang lain.


Dobrakkan pintu kamar terbuka cukup keras mengejutkanku, ya merasa memang harus segera turun lalu melakukan aktivitas tapi karena sedikit sakit memberanikan diri untuk menjelaskan.


"Bolehkah aku hari ini tidak sekolah dan istirahat di rumah? Dewi tidak ke minta waktu yang lama kok, Dewi sedikit lemas sekarang."


Lidah sudah cukup bergetar kuat namun kenyataan malah penjelasan tersebut dihempaskan begitu saja. Suara melantang dengan guyuran air seketika meratakan wajah dengan penuh kedinginan.


Dengan tangan membersihkan wajah dan sedikit ada gigitan ibu jadi ditarik lalu dimasukkan ke dalam bak mandi.


Rintihan kedinginan maupun sakit di dada sama sekali enggan didengar, paman terus mengguyur sebanyak lima kali hingga dimana mata tertutup dan sudah tak mengingat apapun.


Mata terbuka, melihat sekeliling ternyata masih di tempat yang sama. Dengan mencoba untuk berkuat sendiri dan menuju kembali ke kamar untuk berganti terlihat ada uang dua puluh ribu.


"(Kenapa ada uang dua puluh ribu di atas, apa aku diminta untuk beli atau memang uang saku hari ini? Kalau misalkan buat suruh beli pasti ada catatan, tapi sudahlah dibawa dulu daripada nanti hilang.)"


Kubawa uang tersebut lalu segera mempersiapkan kopi panas untuk paman, tetapi kali ini ada yang si rasa sangat berbeda dengan sebelumnya. Disaat hendak mempersiapkan minuman tangan disentuh dari jemari menuju ke bahu.


Sedikit bisikkan yang kuingat adalah diminta untuk tidak berbicara banyak dan beberapa diantaranya justru keadaan berubah secepat kilat.


Lihat selengkapnya