You're My Blue

Risma Nur'aeni
Chapter #23

22 - Grip of Their Hands

Siang itu langit tampak mendukung rencana Zarrel yang begitu luar biasa. Iya, sebuah pengakuan. Pengakuan dari semua ketidakharmonisan tubuh pada reaksinya dengan seorang gadis yang dijumpainya dan menjadi temannya sejak dikenalkan oleh Biru. Oh tak ingin ia menahan rasa sukanya ini. Dan rencananya hari indah ini akan menjadi saksi peristiwa pertama dihidupnya.

"Loh, Rel. Buat siapa?" tanya sahabat yang sudah mengiringi langkah bersama sejak di bangku sekolah dasar.

"Gue lupa bilang lo ya Bir? Ini buat Dina." Mulanya tak menyadari apa yang berbeda. Tapi cara Biru menoleh ke arahnya begitu dramatis dan tak dibuat-buat. Barulah disana ia sadar, bukan dirinya saja yang jatuh hati pada Peradina Lentera yang angkuh dan kurang ajar. Tapi Biru juga.

Kami terlibat friendzone yang Zarrel kira hanya akan menjadi kebodohan bunuh diri dari kisah pertemanan ini.

Tapi hari itu semua lancar seperti rencana awal, meskipun hati yang memang dasarnya punya harapan tak pasti pada jawaban yang Dina berikan menelan rasa kekecewaan. Sebenarnya saat Biru mengaku dirinya juga suka Dina, Zarrel mengurungkan niat pengakuannya yang sudah ia siapkan di depan umum.

Tidak banyak sejujurnya, hanya bunga mawar dan pernyataan suka. Tidak ada unsur mengajak jadian. Namun itu semua membuat Zarrel sudah merelakan Tera. 

Iya, meskipun bunga yang diberikan di terima. Tidak dengan perasaannya.

"Zar, bunganya gue terima. Tapi perasaan gue nggak kasih tau disini ya?"

Benar, Tera melakukannya agar Zarrel tidak merasa dipermalukan. Ia bahkan sedikit tak terima dengan rasa lapang dada Biru yang memperbolehkan Zarrel menyatakan perasaannya depan umum. Ia malu, bahkan dirinya tak bisa menahan pengakuan ini untuk Biru. Entah dari situ atau bukan, Zarrel merasa tak lebih dari siapapun. Ia juga manusia.

Semua kalimat yang dikeluarkan Biru begitu sempurna dan tak memiliki tandingan jika dinilai dari kebaikan hatinya.

Lihat selengkapnya