Pura - pura Lupa

Lutfia fadillah melia putri
Chapter #3

Arga

Koridor menuju parkiran terlihat ramai akibat semua siswa berbondong - bondong meninggalkan Sekolah untuk cepat sampai ke rumah mereka masing - masing. Apa lagi bel pulang memang sudah berbunyi sejak dua menit yang lalu.

"Del, mau langsung pulang? "tanya Sandra.

Saat ini Delfira, Sandra, Vivi dan Fina sedang berjalan di koridor, kebetulan kelas mereka keluar bersama.

"Iyah San, kenapa? "balas Delfira seadanya.

"Ngga mau ikut kita dulu?nongkrong di caffe deket sekolah."tawar Fina.

Delfira terdiam sejenak, mengimbang - ngimbang ajakan Fina. Ia ingin ikut tapi, Delfira tidak enak dengan Pak Maman yang sudah berada di jalan untuk menjemputnya.

"Lain kali aja deh Fin. Ngga enak takut supir gue udah nunggu. "putus Delfira.

"Oh. Yaudah ngga papa. "

"Yah, kurang asik dong kalo ngga ada Delfiranya. Ngga lengkap. "Vivi yang diam mulai bersuara.

Delfira terkekeh.

"Sorry ya Vi, gue janji lain kali ikut kok. "

Wajah Vivi yang terlihat kecewa berubah berbinar penuh harap. "Bener ya? "

"Iya. "

"Kalo gitu kita duluan ya Del, ngga papa kan? "tanya Fina.

Senyum tipis terukir di bibir Delfira.

"Ngga papa kok. Happy fun ya, lain kali gue bakal ikut. "

"Siip.. Dah.. "

Kepala Delfira berputar kenana dan kekiri, mengedarkan pandanganya ketika berada di depan gerbang Sekolahnya. Ia mencari keberadaan mobil yang di bawa Pak Maman untuk menjemputnya. Tapi, Delfira tidak menemukanya lebih tepatnya belum melihat keberadaan Pak Maman.

Mungkin di jalan menuju ke Sekolahnya macet,pikir Delfira. Ia akan bersabar menunggu sampai jemputanya datang di sini. 

Delfira memilih sibuk pada ponselnya untuk mengusir kejenuhan. Membuka akun sosial medianya, mengecek notic yang tertera di sana.

Tubuh Delfira hampir limbung ketika seseorang dengan kencang menabrak bahunya. Delfira mengangkat wajahnya, mencari sang pelaku.

"Kalo jalan jangan cuma pake kaki, pake juga matanya. "ucapan Delfira membuat langkah seseorang terhenti.

Pria itu berbalik badan, menatap Delfira datar.

"Lo lagi! "Pekik Delfira terkejut, wajahnya berubah kesal.

"Eh, tunggu. Lo belum minta maaf. "Delfira berusaha kembali menghentikan langkah pria itu namun, gagal.

"Dasar cowo ngga punya adab. "

*

*

Semenjak pulang sekolah Delfira tidak keluar dari kamar. Di rumahnya sepi akibat sang mamah sedang berada di butik.

Delfira menatap pantulan dirinya di cermin. Gadis itu membuka handuk yang menggulung di kepalanya. Mengusap rambutnya yang basah akibat baru selesai mandi.

Setelah puas melihat penampilanya. Delfira berjalan keluar kamar, langkahnya menuruni akan tangga menuju dapur.

"Loh Mama kapan pulang? Kok Delfira ngga tau. "Mika menoleh dan tersenyum hangat.

"Udah dari satu jam yang lalu, kamu di kamar terus sih. Mama pulang jadi ngga tau. "

Delfira tersenyum kuda. Satu tanganya meneguk segelas air putih yang baru gadis itu tuang dari teko.

Lihat selengkapnya