"Disini ga ada Gani." Suara seseorang menyahut. Arsa menoleh. Mendapati seseorang yang sangat familiar di mata Arsa.
"Akhirnya lo dateng juga." Lanjut lelaki itu. Arsa masih belum faham dengan ucapannya.
"Maksud lo..?!" Tanya Arsa.
"Lo bego banget sih sa. Lo ga dengar gue ngomong apa barusan..?!"
"Terus.. sekarang mau lo apa?" Tanya Arsa lagi.
"Gue mau nyawa lo."
Belum sepenuhnya tenaga Arsa terkumpul, Darwin sudah menyerang dengan tendangannya. Beruntung Arsa bisa menghindar. Tapi pukulan dan tendangannya terus menyerang. Arsa tak mau kalah. Ia balas pukulan Darwin yang terus melesat itu. Tampak sekali emosi yang mengiringi Darwin saat ini. Tak ada hentinya serangan Darwin keluar. Arsa juga berusaha menepis pukulannya.
Darwin berhasil menjatuhkan Arsa. Tampak kelelahan. Inilah saat yang di tunggu Darwin. Ia berniat menyerang Arsa dengan pukulan barunya. Tapi tubuhnya lebih dulu jatuh ke tanah.
"Sa.. lo ga apa apa?!" Tanya Gani yang tadi sempat menendang Darwin. Ia membantu Arsa bangkit.
"Gue ga apa apa. Kok lo bisa tau gue disini..?!"
"Mahen sama Gery udah ngelacak whatsapp gue. Mereka pake nomor gue buat ngelabuhi lo." Jelas Gani.
Darwin bangkit. Menatap Arsa sinis.
"Brengsek!" Umpatnya sebelum pergi. Arsa hanya tersenyum. Menatap kepergian Darwin. Gani di buatnya heran.
"Lo punya masalah apa sih sama Darwin..?" Tanya Gani. Melangkah di samping Arsa yang tampak lemah. Arsa hanya diam. Menggeleng pelan.
"Lo ke rumah gue dulu. Buar di obati sama nyokap gue."
Di atas motor Gani, pikiran Arsa tak menentu. Tangannya meraba saku celana. Teringat lagi dengan gelang yang tak jelas pemiliknya. Ia ambil dan melingkarkannya di pergelangan tangan kanan.
Gani menarik pedal rem motornya. Mengajak Arsa masuk dan menyuruhnya duduk.
"Ma.. mama.." Gani berteriak memanggil mamanya. Melangkah ke dapur mencari mamanya yang barangkali sedang disana.
"Arsa? Kok sendiri..?! Gani mana..?" Tanya Melati, Mama Gani begitu melihat Arsa duduk sendiri di ruang tamu.
"Eh.. tante. Tadi Gani ke belakang."
"Itu wajah kamu kenapa..? Kamu habis berantem ya..?!" Tanya Melati lagi ketika duduk menemani Arsa. Arsa hanya tersenyum.
"Biar tante obati ya.." Ia beranjak ke dapur. Mengambil obat untuk Arsa.
"Arsa udah di ambilin minum belum..?!" Tanya Melati begitu mendapati Gani di dapur.
"Iya ma.. ini buat Arsa." Jawabnya. Kemudian bergegas menemui Arsa di luar.
"Nih.. lo minum dulu." Arsa mengambil gelas dari tangan Gani. Pikirannya benar benar kacau hari ini. Padahal masa skorsnya belum berakhir.
"Lo yakin ga punya masalah sama Darwin?!" Gani mengulang pertanyaannya tadi. Belum sempat Arsa menjawab, Mama Gani datang dan duduk di samping Arsa.
"Kok bisa kaya gini sih sa..?!" Melati mulai menempelkan kapas di luka Arsa. Lagi lagi hanya senyuman yang menjadi jawaban ampuhnya.
"Biasa ma.. teman ga punya adab." Sahut Gani. Selesai juga luka Arsa di obati.
"Mama tinggal dulu ya.."