Purba Mahkota

Delis Solihat
Chapter #10

Chapter 9 - Calon Anjing Ratu

“Namanya adalah Tumang.”



Semenjak Purbararang menceritakan pengalamannya bahwa ia telah kedapatan ditodong pisau oleh seorang pelayan kepada Indra Jaya, hari ini, demi mengawasi keamanan untuk tunangannya yang tersayang, … si putra Duke itu memilihkan ksatria muda yang sangat ia percaya talentanya, … karena dia adalah pengawalnya sendiri yang kerap kali menjadi lawan pelatihan semua aktivitas seni bela diri.



Menenteng pedang dan menempatkannya untuk menjadi tongkat tumpuan tumpukkan tangan, Indra Jaya yang dengan setianya memerhatikan hal detail kecil terkait gerak-gerik Purbararang dalam mengabaikan ksatria bersangkutan yang menekuk satu lutut bersama wajah menunduk di samping meja tempat minum teh, … tersenyum dengan lepas.



“Mulai hari ini, … dia akan menjadi pengawalmu, Rarang.”



Lama mendiamkan seorang laki-laki muda yang kelihatannya memiliki usia yang hampir sebaya dengan tunangannya, pada akhirnya … Purbararang tetap menggulirkan netranya ke orang yang memiliki nama “Tumang”.



Mata gelapnya yang menyipit dan menajam, menelisik setiap senti penampilan ksatria itu.


Tampaknya, dia memiliki setengah rambut bagian bawah berwarna hitam dan setengahnya lagi yang bagian kuncup sampai depan poni berwarna coklat karamel.


Ditambah lagi, dia juga mempunyai bola mata berwarna coklat tua yang dalam.



Mengerutkan kening dan lekas melemparkan pandangan yang heran kepada Indra Jaya, Purbararang pun bertanya.



“Apa dia dapat dipercaya?” ragunya, yang malah mendapatkan sebuah tawa kecil sebagai awal jawaban.



“Tentu saja,” sahut Indra Jaya tak lama kemudian. “Aku akan memberikan sesuatu kepada Rarang, dengan kualitasnya yang betul-betul … sangat-sangat baik, dari yang terbaik.”



Mengasongkan pedang bersarung lempengan perak berukir bintang di setiap permukaan, menandakan bahwa pedang itu memiliki simbol kepemilikan dari kediaman Jaya, … Indra Jaya berceloteh dengan nada yang ceria.



“Ini. Ambil dan lantiklah dia menjadi orangmu.”



Mengikuti saran dari tunangannya dengan mengulaskan senyuman tipis di wajah, Purbararang beranjak dari kursi dan langsung mencabut pedang dari sarung yang Indra Jaya pegangkan, … untuk seterusnya mengarahkan pedang itu ke samping wajah dan ke atas pundak sebelah kanannya Tumang.



“Bersumpah setialah kepadaku, Purbararang. Dalam melayani, melindungi, juga melakukan segala hal terkait kebutuhanku yang harus kau jalankan dengan segenap hatimu sampai ke titik di mana kau merelakan nyawa juga harta bendamu, … untuk melaksanakan segala tugas.”



Mengangkat wajahnya sampai seperempat dari mukanya supaya dapat bertatapan langsung dengan Purbararang tuk memperlihatkan keseriusan dari wajahnya, Tumang berikrar.



“Saya bersumpah, akan tetap berlaku setia terhadap Anda dalam waktu yang tak terhitung jumlahnya, sampai sepanjang masa, … Master.”



Tidak menyebut Purbararang dengan panggilan yang ditujukan untuk memanggil seorang putri, Tumang berinisiatif untuk memanggil tuan barunya ini dengan sebutan, “Master”.

Lihat selengkapnya