Blurb
"Aku ada bersama malam yang sunyi. Aku ada bersama bintang yang menghiasi langit malam. Jika kalian rindu padaku, pandanglah purnama itu. Aku tak pernah menganggap ini sebuah hukuman, melainkan sebuah takdir hidupku. Aku sayang kalian, tak pernah ada kebencian walau secuil pun di hati ini. Aku mengerti jika kalian marah dan enggan menganggapku lagi. Aku terpaksa melakukan semua itu. Aku tak bisa memenuhi semua tuntutan dari Ayah dan Mama dengan mengandalkan gajiku. Hidupku sungguh berat. Tak ada pundak tuk bersandar, tak ada hati untuk berbagi. Dunia sangat kejam padaku. Izinkan aku menjadi purnama yang menerangi gelapnya malam, meskipun tak pernah diharapkan. Kini tugasku sudah selesai. Adik-adik pun sudah wisuda. Aku merasa lega, meskipun mungkin di akhir nyawaku, kalian masih tak mau memaafkanku. Aku menulis surat ini, dan berharap setelah ibu dan bapak membacanya, sudi untuk ziarah ke makamku."
Surat itu terlihat kusut dan banyak bekas tetesan air mata yang mengering. Dira, si penulis surat harus pergi tanpa pamit, dan dibenci keluarganya yang tak menganggapnya hidup.