Purnama

kusnara
Chapter #2

Recruitment

Sehari setelah acara perpisahan sekolah, aku segera mencari pekerjaan. Pukul 07.00 tepat. Aku berangkat dari rumah menaiki mobil helep antar kota. Sepagi ini, penumpang yang naik cukup padat. Aku duduk tepat depan pintu masuk. Angin pagi berhembus membelai lembut wajahku. Menelusuk masuk menembus jaket dan kemeja putih yang kupakai.

Deru mesin mobil terus berdesing memecah keheningan jalanan pagi di desa. Tak ada riuh percakapan ataupun obrolan. Semua penumpang duduk diam, melihat jalanan yang di lewati mobil helep. Sesekali menengok kanan kiri, melihat pemandangan sawah yang hijau nan memanjakan mata.

45 menit berlalu. Mobil helep yang ku tumpangi mulai memasuki jalanan kabupaten, jalanan kota kecil ku yang mulai ramai di penuhi kendaraan pribadi dan angkot yang berlalu lalang. Mobil yang ku tumpangi terus berjalan menyusuri jalanan kota. Melewati gedung DPRD yang terlihat megah, kemudian gedung polres yang juga tak kalah megah. Meski belum ada mall berdiri di kota ku, suasana nya tetap ramai. Aku menghentikan mobil yang kunaiki, tepat di depan sebuah supermarket yang ada di pusat kota. Ya, salah satu tujuanku untuk melamar bekerja disana.

Aku beranjak dari tempat duduk ku, menuruni anak tangga yang ada di pintu mobil helep, kemudian membayar ongkos pada sopir nya. Aku menghela napas. "Semoga ini hari baikku." Kata ku dalam hati. Aku melangkahkan kaki ku menuju supermarket itu. Aku mencoba melamar disana berdasarkan informasi dari teman satu kampung yang sudah lebih dulu kerja disana. Pun proses recruitment disana tak begitu ribet dan sulit. Hanya mengandalkan ijazah, atau surat tanda lulus jika ijazah itu belum ada bagi yang baru lulus seperti ku. Selain itu, hanya diminta fotokopi KTP dan dan foto terbaru dengan background biru dengan ukuran 4x6.

1 jam lebih 15 menit perjalanan dari desaku ke supermarket yang berada di pusat kota, lumayan membuatku pegal. Dari depan pintu masuk ku lihat beberapa orang mengenakan pakaian yang sama denganku. Setelan dengan celana bahan berwarna hitam dan kemeja putih. Ya, seragam khas para pencari kerja. "Pagi Teh, mau ngelamar disini juga ya?" Aku menghampiri mereka dan menyapa nya untuk memastikan. "Iya Teh. Teteh mau ngelamar juga?" Jawab salah satu dari mereka. "Oh, kenalin atuh Teh, saya Tira." Sambil mengulurkan tangan untuk bersalaman. "Eh, iya Teh. Saya Risma. Dan ini teman saya, Dini." Jawabnya sambil menunjuk teman di sebelahnya. Aku mengulurkan tangan, bersalaman dengan Dini.

Lihat selengkapnya