Lengkungan bibir gadis berpakaian kebaya biru tua itu sangat manis. Ia terlihat sangat bahagia. Bagaimana tidak, hari itu adalah hari kelulusan sekolahnya. Kini gadis itu sudah sampai didepan rumahnya. Ia segera memasuki rumah tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.
"Bu," panggil gadis itu.
Perempuan paruh baya yang dipanggil ibu pun menghampiri Sang Anak. "Kamu udah pulang?" tanya Sang Ibu.
Gadis itu mengangguk. "Ada kabar gembira, Bu. Bapak mana?"
"Ada apa?" tanya Sang Ibu sembari berjalan kearah kursi untuk didudukinya. "Bapak kamu udah berangkat kerja lagi. Bapak kamu kan cuma minta izin sebentar."
Gadis itu mengangguk paham. Karena memang bapaknya izin untuk menghadiri acara pelulusannya. Setelah acaranya selesai, kemungkinan lelaki yang dipanggil bapak itu sudah berangkat kerja. "Aya dapet beasiswa, Bu." Ucap Sang Anak yang membuat ibunya tertegun.
Sang Ibu menarik lengan anak gadisnya agar mendekat. "Kamu serius? Kamu nggak becanda 'kan?"
Gadis itu menatap ibunya dengan tatapan teduh. Kemudian mengangguk. "Tadi kepala sekolah bilang kalo Aya berhasil raih beasiswa itu. Sekarang Aya bisa kuliah, Bu. Aya bisa lanjutin pendidikan Aya."
Sang Ibu tersenyum haru. Matanya sudah berlinang air mata. Ia sangat bangga pada anaknya. "Ibu bangga sama kamu."
Gadis dengan panggilan Aya pun berlutut dihadapan Ibunya. Ia menggenggam kedua tangan wanita yang telah melahirkannya. "Aya bisa dapet kerja yang Aya pengen, Bu. Aya bisa bantu bapak sama ibu cari uang. Abis Aya lulus kuliah dan dapet pekerjaan yang Aya mau, ibu nggak usah jualan lagi."
Ibunya mengangguk haru dengan air mata yang turun ke pipinya. Tidak disangka jika anak gadisnya mendapatkan jalan untuk melanjutkan pendidikannya ke tingkat yang lebih tinggi. "Ibu bangga sama kamu. Pasti bapakmu sangat bangga kalau anak gadisnya bisa kuliah."
Aya mengangguk tapi setelah itu wajahnya terlihat murung. "Tapi beasiswa itu nggak seterusnya sampe Aya lulus, Bu. Beasiswa itu berlaku cuma sampe semester dua aja, seterusnya Aya harus bayar kuliah tanpa potongan."
Sang Ibu tersenyum, lalu mengusap kepala gadis di hadapannya. "Masalah itu kamu nggak usah pikirin. Itu biar tanggung jawab bapak sama Ibu. Kamu fokus aja belajar biar lulus dengan nilai yang tinggi."
"Tapi, Bu ...."
"Udah kamu tenang aja. Ibu bakal cari cara buat kumpulin biaya kuliah kamu nanti."