Putih Yang Menyamar Hitam

Senna Simbolon
Chapter #6

Vacum of Love

~Aku sedang tidak membutuhkan seorang kekasih, teman saja sudah cukup menginspirasi~

🥀🥀🥀

Setelah berhasil meninggalkan masa SMA, status baru yang kami sandang adalah pengangguran senyampang; alias pengangguran sementara. Sebagian orang terlihat sibuk privat sebagai kuda-kuda menghadapi ujian masuk universitas, beberapa orang lagi malah tenggelam menulis lamaran kerja secara bertukas-tukas.

Terlepas dari semua kegiatan yang orang lakukan, aku hanya diam tanpa ada sesuatu yang perlu dipikirkan. Sedikit membosankan memang, tapi aku lebih menyukainya. Bukan tidak hirau atau berujud angkuh, namun sebuah bisikan mengatakan kursi di universitas negeri telah dipersiapkan untukku. Lucunya, aku percaya pada sugesti kalbu.

“Kalau tidak ikut privat, lebih baik pulang kampung. Mereka pasti merindukanmu,” saran Bibi yang masih sibuk merapikan kue tart sisa selamatan.

“Apa Bibi sedang mengusir kucing malang ini?” godaku sembari mengganggu kegiatannya. Wanita berparas lembut itu langsung meletakkan kue di atas meja, merogoh saku celana dan meraih sebuah benda yang tidak terduga.

“Kalau ucapan Bibi membuatmu merasa terusir, apa kalung ini cukup sebagai permohonan maaf?” Aku segera membalikkan tubuh sebagai tanda terima dan Bibi pun mengaitkan hadiahnya pada leher yang tidak terlalu jenjang. Kini kalung kupu-kupu berwarna perak telah sepakat untuk tersemat.

Tok…tok…tok…

Bukankah ini sudah cukup larut untuk sebuah ketukan pintu? Aku tahu ini bukan jadwal Paman untuk pulang. Berani sekali orang itu merebut quality time kami! Semoga yang datang bukan pribadi yang mengecewakan. Moodku akan rusak karena telah terusik oleh hadirnya. Kukecup pipi Bibi, lalu melangkah ke arah pintu utama. Aku mendapati seseorang yang cukup berharga dan syukurlah aku tak jadi marah.

“Kau terlihat semakin tua, kerutan di mana-mana. Apa ini hari ulang tahunmu?” Raka menciptakan suara cempreng dan menyembunyikan wajah di balik boneka beruang.

Lihat selengkapnya