~Apa yang menjadi milikku akan tetap jadi milikku. Sejauh apapun ia pergi, suatu saat akan kembali~
🥀🥀🥀
“Nest, di depan ada yang nyariin, katanya temanmu,” ujar Kakak kos yang nongol dari pintu kamar. Aku sedang butuh udara segar, jadi kubuka pintu lebar-lebar.
“Makasih Kak.” Aku bangkit dengan rasa semangat.
Apakah sahabat tercinta sudah tidak marah? Mengapa tidak langsung masuk saja? Menjadi kikuk ‘kah? Sungguh tak pernah terduga, pertengkaran kecil menciptakan suasana berbeda. Semoga pertemuan menjadi solusi kembalinya suasana semula. Aku sangat senang, hingga keluar tanpa persiapan. Rambut masih acak-acakan, piama juga masih kugunakan.
“Nesta itu cantik, pintar, jago masak, rajin nabung uang koin dan baik hati lagi. Siska yakin banyak laki-laki yang mengharapkan Nesta,” pujinya dengan bangga.
“Jangan terlalu melebih-lebihkan!” kilahku yang masih menatap ke atas, tapi tak jelas.
“Siska serius, Bang Depo salah satu bukti nyatanya.” Dia mengarahkan kepalanya kepadaku.
Aku teringat kala itu Siska menginap di kos’an. Kelebihan memiliki sahabat perempuan adalah bisa menginap bersama, bercerita tanpa ada yang perlu ditutupi, bahkan kami sering memandang langit-langit kamar sambil mengobrolkan sesuatu yang tulus, tapi tidak terlalu serius. Kami sering tertawa sampai pagi menjemput dengan tak terasa.
Persahabatan antara perempuan lebih sempurna daripada persahabatan antara lelaki. Akan sangat aneh jika dua orang laki-laki saling berpelukan saat menangis atau berbahagia. Namun, untuk perempuan itu malah akan terlihat menyejukkan bahkan tidak jarang terlihat sangat menggemaskan.
Sedangkan untuk para lelaki ini adalah hal yang berbeda. Saat sahabatnya terluka, mereka hanya dapat menepuk pundak sambil berkata, “Sabar ya bro!”. Persahabatan lelaki adalah persahabatan paling tidak beruntung setelah persahabatan beda gender.
Untuk persahabatan beda gender, setiap orang paham akan konsekuensinya. Jatuh cinta yang berakibat patah hati menanti dengan siaga. Dulu, aku pernah berpikir bahwa jatuh cintalah yang menjadikan aku dan Raka sahabat. Ternyata akhir ceritanya sama saja dengan cinta yang berawal dari persahabatan. Tidak ada yang berbeda selain patah hati yang menyiksa. Kini, aku tidak ingin kehilangan sahabat seperti yang sudah-sudah.
Ada hal lain yang sangat menyenangkan dari persahabatan perempuan. Terjadinya banyak kesamaan tanpa janjian. Memakai baju dengan warna yang sama saat bertemu, potongan rambut yang tertiru, bahkan jadwal menstruasi yang semakin berdekatan tak menentu. Lucunya, semua tidak pernah diniatkan untuk samaan. Hubungan akrab menjadikan batin terikat benang merah yang sulit terlepas.
Meski begitu, ada hal yang sedikit tidak mengenakkan jika persahabatan perempuan semakin erat. Masih dikonsep yang sama tanpa janjian. Salah satunya ialah jatuh cinta kepada lelaki yang sama atau mencintai lelaki yang memiliki kemiripan beberapa. Intinya, setiap kemustahilan memiliki kesempatan untuk jadi kemungkinan.
“Sis_” Suaraku tertahan karena salah orang.
“Nest, maafkan aku,” lirihnya seolah tak berdaya.