~Keadaanku jauh lebih baik, setelah ia memilih untuk tidak berbalik~
🥀🥀🥀
Sekitar lima bulan setelah perjumpaan dengan Bunda (08 Maret 2020).
“Aku sudah kembali dan tidak akan pergi lagi!”
“Aku tidak berharap kau selalu menetap. Lakukan apa yang ingin kau lakukan! Aku sudah cukup dewasa untuk menghargai setiap keputusan.” Aku tersenyum memberi tahu isi hatiku.
“Drama Queen,” ejek Siska karena kata-kata kami yang terlalu serius.
“Udah deh, enggak usah ikut campur!” bentak Gema.
Masih sama seperti yang dulu, perang mulut akhirnya dimulai. Saat memperhatikan mereka dengan perasaan haru, getaran di ponselku berkali-kali minta diladeni. Ternyata pesan dari teman spesial di zaman SMA. Aku membalas dengan singkat karena ingin quality time dengan sahabat. Ia akan mengerti karena pertemuan ini sangat penting bagi kami.
🥀🥀🥀
Sekitar lima bulan lalu (28 September 2019).   Â
“Ternyata aku masih secantik yang dulu.” Berbicara di depan cermin akan memberi kepuasan tersendiri, lagipula menambah senyum akan membuat bibir terlatih saat berbicara nanti.
Mulai sekarang, aku bukan Nesta Alyani yang menyedihkan. Apa yang menjadi milikku akan tetap jadi milikku. Sejauh apapun ia pergi, suatu saat akan kembali. Cinta sungguh mengenali kekasih aslinya. Setelah mengunci kamar, langkah kaki berjalan dengan pasti, bahkan senyum ikut terpatri kembali. Waktunya menemui dia yang telah lama pergi.
Dugaan memang terkadang salah diartikan. Pada kenyataannya bukan Raka yang datang. Betapa terkejutnya hati saat melihat Gema dan Siska berdiri di hadapanku. Tiba-tiba aku kehilangan pita suara.