~Aku akan menangis ketika aku lelah. Bukan untuk menunjukkan aku lemah, apalagi mendorongku agar menyerah. Aku akan menangis untuk meyakinkan hati bahwa aku bisa. Bisa mengatasi semua~
🥀🥀🥀
Satu persatu masalah pun akhirnya selesai. Bukan berarti takkan ada lagi persoalan yang akan menghampiri. Aku hanya merasa senang telah mampu bersikap dewasa untuk semua kejadian yang menimpa. Ini akan menjadi bekalku untuk memecahkan tantangan baru yang telah menanti di ujung waktu.
Cepat atau lambat satu demi satu akan datang lagi, menguji lagi, memberi kesulitan lagi dan kemenangan akan kuraih. Hidup bukanlah tentang bagaimana aku bahagia tanpa adanya derita. Hidup adalah kemampuan menghadapi kepahitan yang mendera. Rasa bangga karena ternyata aku telah melewati semua.
Sekarang aku sungguh paham. Menangis memang tidak akan mengubah apapun, tapi mampu memberikan kelegaan. Aku akan menangis ketika aku lelah. Bukan untuk menunjukkan aku lemah, apalagi mendorongku agar menyerah. Aku akan menangis untuk meyakinkan hati bahwa aku bisa. Bisa mengatasi semua.
Arti bahagia belum kuketahui dengan sempurna. Titik mana yang dapat kusebut bahagia? Semua belum dapat kupahami sepenuhnya dan aku tidak ingin lagi mencari tahu. Jawaban akan datang dengan sendirinya. Aku tidak perlu menjadikan semua hal sebagai beban yang berkepanjangan. Cukup jalani dengan senyuman, cukup ikhlaskan dengan ketegaran. Tidak ada yang terlalu sulit untuk dilakukan. Bahkan untuk sebuah kemustahilan, memiliki kesempatan untuk menjadi sebuah kemungkinan.
Keadaan Mamah jauh lebih baik dari yang terakhir kali kami bertemu. Emosi telah mereda karena mengetahui miliknya masih menetap dan tak berniat beranjak dan sebagai seorang putri yang dilahirkan, aku mau belajar lebih untuk cinta yang akan hadir tanpa disadari. Seorang Ibu berhak mendapatkan anaknya kembali dalam keadaan utuh. Termasuk jiwa raganya, termasuk fisik dan cintanya.
Bunda. Sekali setahun aku berjanji akan mengunjunginya. Kami juga rajin berkomunikasi. Aku telah membuat jadwal menelepon untuk bertegur sapa, bukan hanya dengan Bunda, tapi dengan semua keluarga. Ia sangat gembira dengan pernyataanku. Ada yang harus kutebus atas semua kebaikannya di masa kecil. Barangkali cinta juga bisa kembali seperti dulu lagi. Barangkali sesuatu yang telah menjadi asing masih memiliki kesempatan untuk memberi kenyamanan.