Putri Cahaya Suci dan Penjaga Agungnya.

Dinda Kusuma Ati
Chapter #3

Kelahiran dan Kematian Kedua

Setelah kembalinya kedua jiwa yang lahir sebagai manusia pertama pembawa nyawa Cahaya Suci dan Penjaga Agung itu ke dalam pangkuan Tuhannya.

Akhirnya setelah beberapa ribuan tahun terwujudlah kelahiran jiwa pembawa Cahaya Suci dan Penjaga Agung itu untuk kedua kalinya.

Dalam kehidupan kali ini mereka terlahir sebagai sepasang sahabat yang telah bermain bersama semenjak kecil. Mereka tumbuh dalam lingkungan masyarakat yang sama sama sederhana dan sederajat sehingga tidak ada sistem kasta yang memisahkan mereka berdua.

Mereka masih tidak ingat bahwa mereka adalah pembawa nyawa Cahaya Suci dan Penjaga Agung yang telah diusir dan berakhir tragis romantis di sistem kosmik. Sehingga mereka pun menjalani hari dengan sebagaimana manusia normal menjalaninya.

Namun karena sekalipun mereka tidak ingat warisan dan muasal masa lalu mereka, setiap bakat dan keunggulan diri mereka tidak bisa diacuhkan oleh siapapun yang melihat mereka berdua.

Apalagi ketika mereka berdua mulai beranjak dewasa.

Disitulah ujian terpaan dan hujan ilusi serta keburukan dari dunia mulai menghantam mereka dan berusaha memisahkan mereka berdua.

Terjadilah serangan dan peperangan yang berimbas pada desa mereka padahal masyarakat desa sebelumnya hanyalah masyarakat yang hidup tentram dan damai serta tidak pernah berkonflik pada siapapun tapi tiba tiba seakan terkena badai emosi liar dan mereka semua dibantai tanpa sebab yang jelas oleh orang orang serakah yang mau menjarah desa mereka yang penuh kelimpahan karena bersatunya dua garis nyawa cahaya suci dan penjaga agung.

Para bandit itu mengira bahwa kelimpahan itu bersumber dari tanah dan bumi yang diberkahi padahal itu adalah riak energi bahagia dari nyawa cahaya suci dan penjaga agung yang bisa hidup dekat berdampingan.

Dalam serangan itu seluruh kerabat, saudara, tetangga dan rekan mereka pun mati mengenaskan namun gadis pemilik garis Cahaya Suci dan laki laki pemilik garis Penjaga Agung itu berhasil melarikan diri bersama.

Mereka pun tumbuh menjadi para pemuda yang hidup di desa jauh di seberang dan mulai mengambil peran di masyarakat.

Gadis itu bekerja menjadi peramal dan penyembuh di pasar dengan bayaran seikhlasnya dari orang orang dan pemuda pemilik garis nyawa Penjaga Agung itu selalu menjaga gadis itu di sampingnya.

Mereka hidup berkecukupan dan mulai meneguhkan janji dan harapan untuk saling hidup bersama dalam pernikahan.

Lihat selengkapnya