Putri Cempaka

JWT Kingdom
Chapter #2

2. Karma Cinta

"Wanita Amartha.*"

"Apakah dia secara resmi sebagai perwakilan Puan dari Sekte Mayapadhi?" suara Sekar Wening satu-satunya yang terdengar di serambi koridor taman istana. Pikirannya tengah terusik oleh sebuah nama wanita yang akhir-akhir ini merasuk jiwa.

"Apa ini berkaitan dengan Shiji Wungsu?" hingga tanpa disadari, kehadiran seseorang di belakang Sekar Wening. Tiba-tiba seseorang sudah berada di samping belakang.

"Taja ...," Sekar Wening menoleh. Lelaki lebih muda tiada lain adalah adik kandungnya sendiri. Sekar Wening resah dari suaranya terdengar tak tenang.

"Apa ini disebut cemburu?" Sekar Wening menerka kiranya apa yang sedang terjadi pada kegelisahan hatinya.

"Setelah sekian lama, Ayunda jatuh cinta pada Shiji Wungsu?" Taja berbalik tanya. Wajah penuh teka-teki Sekar Wening tak dapat menjawab pertanyaan itu.

"Apa ini karmaku?" tanya Sekar Wening berbinar sedih.

"Ayunda, engkau menyukai seorang lelaki yang selama ini kau tolak. Apa ini tidak terdengar lelucon?" Taja tak bermaksud menyindir. Tapi kenyataan yang terjadi memang demikian.

"Hampir dari setengah dari seluruh kesatuan praja Jawata Raya, mengetahui kejadian kemarin di Istana Rakit. Ayunda mengatakan dengan jelas dan terdengar oleh semua orang, bahwa Ayunda menyukai Shiji Wungsu?" Taja mengatakan perihal kejadian kemarin. Secepat itu menyebar ke seluruh lipatan penghuni Kerajaan Jawata Raya.

"I ... i ... ni ..., hhh ...," Sekar Wening seolah kehabisan kata, "Aku ... tidak bisa menahan untuk tidak mengatakannya pada Tuan Shiji Wungsu ...," agak terpatah gelagapan ketika mengingat kejadian baru kemarin akibat ulahnya sendiri, Sekar Wening barulah terasa itu memalukan.

"Tidak masalah jika semua orang memberi cap di keningku sebagai Wanita Tidak Tahu Malu," Sekar Wening lebih dulu menyimpulkan julukan tidak baik untuk dirinya sendiri.

"Ayunda, engkau saudara kandung dari Yang Mulia Paduka Raja. Engkau juga saudaraku. Tata krama dan etika harus dijaga, Ayunda," Taja mengingatkan hal terpenting wanita bangsawan terhormat.

"Aku ..., saudara perempuan kalian yang membuat malu, begitukah maksudmu, Taja?" Sekar Wening dirundung sedih hatinya.

"Ayunda ...," Taja memanggil Sekar Wening dengan sebutan itu, Ayunda, panggilan terhormat. Bahkan Sekar Wening satu-satu keluarga terdekat Yang Mulia Paduka Raja.

Taja menyentuh pundak Sekar Wening mulai terguncang akibat sesekali isak sedih.

"Ini air mata untuk siapa? Untukku ... atau untuk saudaraku Yang Mulia Paduka Tajura?" Taja mengalihkan pada topik lain. Namun Sekar Wening hanya tertunduk. Sambil menyeka air matanya sempat berlinang ke pipi.

"Engkau merasa malu?" lanjut Taja. Sekar Wening menggeleng ringan.

"Tuan Shiji ...," tak tahu harus berkata apa, Sekar Wening menyebut nama lelaki yang membuatnya menangis.

"Ayunda menangis untuk dia?" Taja benar-benar terkejut mengetahui itu secara langsung. Betapa aneh, dulu Sekar Wening sangat angkuh dan secara tegas menolak Shiji Wungsu. Cintanya, pinangannya, kesungguhannya. Tetapi sekarang, keadaannya berbalik.

Lihat selengkapnya