Pagi telah berganti malam, langit yang cerah telah berganti gelap dan di hiasi oleh kemerlapnya banyak taburan bintang di langit. Indah, pemandangan ini tidak bisa ku temukan di kota ku dulu. Suara yang tenang, hembusan angin lembut dan menyegarkan di tambah pemandangan taman istana yang begitu memanjakan mata membuat ku melupakan sejenak kehidupan ku sebagai sosok FANI. Aku tahu aku tidak boleh terlena di tempat ini, dan aku harus segera mencari tahu misteri yang di simpan di tempat ini. Tapi, aku tidak tahu harus mulai mencari darimana? Saat ini aku hanya mengikuti alur nya saja sampai aku bertemu dengan sosok arthawidya yang kemungkinan besar merasuki tubuh ku.
“KAKK ARTHAA” jerit estiana berlari ke arah ku dan memelukku erat, ku sambut dengan senyuman serta mengelus lembut kepala estiana .
“artha, apa kamu sudah menunggu lama di taman istana ? Maaf ya ibu terlambat soalnya ibu harus menyelesaikan pekerjaan ibu dulu” tanya ibu naeswari padaku.
“tidak masalah bu, lagi pula artha gak nungguin ibu lama kok” senyum ku pada ibu naeswari.
“yasudah kalau begitu kita langsung ke istana utama saja, semoga saja kita tidak membuat keluarga kerajaan menunggu lama” kata ibu naeswari dan kami langsung bergegas ke istana utama.
Di ruang makan kerajaan
Aku, ibu naeswari, dan estiana duduk di kursi yang di sudah sediakan sambil menarik nafas setelah lelah berlari dari taman istana ke ruangan makan kerajaan istana utama. Pelayan pun menuangkan air di gelas untuk kami minum.
“hah.. Ibu pikir kita akan terlambat, tapi ternyata kita yang sampai pertama” tutur ibu naeswari sambil melihat sekeliling ruangan.
“bukankah set peralatan makan malamnya terlalu banyak, apa kita akan makan malam dengan para petinggi atau penguasa wilayah kerajaan juga bu? ” tanya ku pada ibu naeswari.
“entahlah, ibu juga tidak tahu. Ibu hanya memenuhi undangan makan malam yang di berikan raja saja, ibu tidak tahu kalau kita akan makan malam dengan para petinggi dan penguasa wilayah juga”
Entah kenapa ini membuat ku gugup, karena aku baru pertama kali makan di istana utama bersama dengan keluarga kerajaan. Aku hanya pernah bertemu dengan endaru dan raja saja, untuk anggota kerajaan yang lainnya aku tidak tahu seperti apa wajah nya. Aku coba cari dari ingatan artha tapi aku tidak dapat informasi dan seperti apa wajah semua anggota kerajaan.
“Perdana Menteri Patih Radithya Arysatya memasuki ruangan” tutur seorang kesatria penjaga membukakan pintu.
Aku, ibuku serta estiana pun berdiri memberi hormat pada Patih Radithya Arysatya dan keluarga nya.
“salam hormat Patih Radithya Arysatya sekeluarga, semoga anda semua di berikan kesehatan dan kejayaan..” salam hormat ku dan ibu naeswari pada Patih Radithya Arysatya beserta keluarganya.
“salam hormat juga untuk putri naeswari dan putri artha semoga anda di berikan kesehatan dan kejayaan” kata patih Radithya arysatya.
Patih Radithya Arysatya adalah perdana menteri kerajaan brawijaya, beliau di kenal dengan sosok penyayang dengan keluarga nya. Namun, beliau juga di kenal dengan perdana menteri yang tegas, jujur, dan dingin untuk para petinggi kerajaan dan penguasa wilayah. Patih radithya arysatya memiliki 2 orang putra dan 1 orang putri. Kulihat saat ini patih radithya hanya datang dengan istri dan putri nya di acara makan malam kerajaan. Kami pun duduk di tempat yang sudah di sediakan.
Kalau di perhatikan putrinya itu sangat cantik, warna matanya berwarna hijau bagaikan daun pepohonan, rambutnya berwarna cokelat dan panjang nya sepinggang serta bergelombang, di tambah saat melihat senyumannya membuat ku terpesona karena ada lesung pipit yang muncul jika dia tersenyum. Melihat putrinya saja membuat percaya diriku menurun karena ku pikir aku akan jadi putri tercantik di acara makan malam ini, tapi kenyataannya tidak. Apa kira-kira endaru akan terpesona dan jatuh hati pada putri dari patih radithya ? Soalnya putrinya itukan cantik, aku seorang wanita saja bisa terpesona melihat kecantikan nya jadi wajar kan kalau endaru yang seorang pria bisa jatuh hati pada putri itu.
Tunggu, kenapa aku malah memikirkan hal-hal yang tidak penting sih. Mau endaru suka dan jatuh hati pada wanita lain itu kan urusan dia bukan urusan ku. Kalau dia menikah dengan wanita lain juga bukan urusan ku, tapi kasihan juga dengan si artha. Karena artha sudah jatuh hati pada pandangan pertama ke endaru, itu artinya aku tidak boleh melepaskan endaru sampai artha kembali ke tubuh ini. Baiklah, demi artha aku harus bisa mempertahankan endaru bagaimana pun caranya.
Tidak lama kemudian keluarga senopati danurdara bamantara masuk ke ruangan makan.
“Panglima Senopati Danurdara Bamantara memasuki ruangan”
Senopati danurdara pun memasuki ruangan bersama dengan istri dan kedua putranya. Aku tercengang dan terpukau melihat kedua putra senopati danurdara yang sangat tampan. Ternyata ada pria yang tidak kalah tampannya dengan endaru. Ibu naeswari menyikut pelan tangan kananku.
“artha kondisi kan wajah mu, malu kalau sampai di lihat para petinggi kerajaan” bisik ibu naeswari.
“emang kenapa dengan wajah ku bu? ” tanyaku berbisik
“wajah mu terlihat sedang bengong dan terlihat bodoh” jawab pelan ibu naeswari dan jawaban itu menusuk hatiku.