Putri Eng Kian Sang Permaisuri

widyarini
Chapter #1

Prolog

Satu-satunya kerajaan besar yang sepadan dengan Kekaisaran Tiongkok adalah Majapahit dan di sinilah aku berada sekarang. Namaku Eng Kian, putri kedua Kaisar Tiongkok dari Dinasti Ming yang dikirim ke kerajaan ini untuk menjadi Permaisuri Raja Majapahit.

 Aku menatap jendela kamarku yang terbuka lebar, menghirup segarnya udara pagi. Aroma rumput yang baru dipotong menggelitik hidungku. Negeri ini benar-benar berbeda dengan Tiongkok yang memiliki empat musim. Di sini hanya ada dua musim dan aku masih berusaha beradaptasi dengannya.

Hari ini aku mendapatkan informasi bahwa kapal yang membawa rombongan dari Kerajaan Champa telah sampai di Pelabuhan. Kerajaan itu adalah salah satu kerajaan kecil yang berada dalam wilayah kekuasaan Majapahit. Raja Champa datang membawa persembahan dan upeti sebagai tanda takluknya. Kali ini tak hanya harta benda yang dibawa olehnya tetapi juga salah satu putrinya yang terkenal rupawan akan dipersembahkan untuk Kanda Prabu.

Raja Champa memiliki tiga orang putri, yaitu Putri Chandravati, Putri Indravati, dan yang bungsu Putri Anaravati. Kabarnya Raja Champa telah memeluk agama Islam yang berasal dari negeri Arab bahkan putri sulungnya telah dinikahkan dengan salah satu ulama yang membawa Islam ke kerajaan itu. Di Kekaisaran Tiongkok, agama ini sudah ada sejak dinasti yang terdahulu bahkan Kaisar pertama dari Dinasti Ming membuat puisi untuk memuji pembawa risalahnya. Di negeriku, Suku Hui dan Suku Uighur pun memeluk agama yang sama. Laksamana Cheng Ho yang ternama itu juga salah satu penganutnya.

Aku mengelus perutku yang mulai membesar. Di usia kandunganku yang menginjak enam bulan, aktifitas menjadi terbatas. Rupinglah perpanjangan tanganku untuk memperolah informasi dari luar. Dia satu-satunya dayang yang kubawa dari Tiongkok. Selain dia ada dayang khusus yang disediakan oleh Kanda Prabu untuk melayaniku. Salah satu yang kupercaya adalah Mirah. Meskipun Ruping dan Mirah kurang akur karena kendala bahasa, mereka sesungguhnya cocok satu sama lain.

’’Yang Mulia Permaisuri, saya baru saja mendengar bahwa Putri Anaravati akan dipersembahkan kepada Gusti Prabu untuk dijadikan istri. Dia terkenal akan kecantikan dan kepandaiannya merangkai kata,’’ ujar Mirah.

Aku hanya mendesah,’’Kanda Prabu sudah memiliki banyak selir dan dahulu pernah berjanjji bahwa akulah istri dan permaisurinya yang terakhir. Namun hati orang siapa yang tahu bukan?’’

’’Tidak mungkin Gusti Prabu mengkhianati janjinya. Yang Mulia Permaisuri adalah wanita sempurna tanpa cacat. Semua orang di istana dan para selir mengakui itu. Yang Mulia bukan hanya cantik rupawan tetapi juga pintar dan lemah lembut. Tidak ada yang bisa menyaingi Yang Mulia,’’ ujar Ruping berapi-api. Aku tahu dia berusaha membuatku merasa tenang.

Aku telah meninggalkan negeri tempat aku dilahirkan dan berpisah dengan keluarga besarku. Aku juga telah dipisahkan dengan cinta pertamaku, Panglima Zhao Shen. Di negeri asing ini, mengabdi menjadi istri Kanda Prabu adalah sebagai bentuk baktiku kepada Kekaisaran Tiongkok. Begitulah takdir seorang putri kaisar, hanya menjalani apa yang dititahkan.

Lihat selengkapnya