Putri Eng Li tampak gusar ketika mendapat informasi dari Dayang Yihua bahwa diam-diam Putri Eng Kian menjumpai Panglima Zhao. Malam hari itu ketika rembulan belum naik, dia sengaja berkunjung ke paviliun kakaknya tetapi yang dicari tak ada. Dari Yihualah akhirnya Putri Eng Li mengetahui ke mana perginya Sang Kakak.
Hatinya begitu kesal mengetahui kenapa suratnya tak kunjung dibalas. Semua itu disebabkan oleh kakak kandungnya sendiri. Panglima Zhao Shen lebih memilih Putri Eng Kian daripada dirinya.
Selama ini, Sang Kakak selalu mendapat hadiah yang lebih bagus dari Yang Mulia Kaisar. Dia memang pintar dan selalu berhasil menjawab pertanyaan yang diajukan oleh ayahandanya. Namun, untuk yang satu ini Putri Eng Li tak mau mengalah. Bila dirinya tak bisa memiliki Panglima Zhao Shen maka begitu pula dengan Sang Kakak.
’’Selidiki Dayang Ruping. Aku yakin dia mengetahui rahasia hubungan diam-diam junjungannya dengan Panglima Zhao!’’ perintah Putri Eng Li kepada dayang kepercayaannya.
’’Baik, Yang Mulia Putri. Saya akan mengikutinya diam-diam dan segera melaporkannya kepada Anda,’’ jawab Dayang Ruo. Wanita setengah baya itu adalah dayang senior yang lama mengabdi kepada permaisuri dan ditugaskan merawat Putri Eng Li sejak bayi.
***
Putri Eng Li tersenyum bahagia selepas acara pengumuman resmi terpilihnya Putri Eng Kian menjadi duta kekaisaran yang akan dikirim ke Kerajaan Majapahit. Saingan utamanya untuk mendapatkan hati Panglima Zhao Shen dengan sendirinya tersingkir tanpa perlu menggunakan cara tak pantas. Namun, hatinya masih belum tenang sebelum mereka berdua benar-benar dipisahkan. Dayang Ruo belum melaporkan hasil penyelidikannya. Hal ini membuat Putri Eng Li tak tenang.
Putri Eng Li berjalan mondar-mandir. Keningnya tampak berkerut tanda bahwa pikirannya sedang berjalan mencari cara agar Panglima Zhao Shen membenci kakaknya. Panglima Zhao Shen harus menganggap bahwa Putri Eng Kian bersedia dikirim ke Kerajaan Majapahit dan mencampakkannya. Dia sudah memberitahu kabar itu ke seluruh Istana Barat. Dia pun yakin sebentar lagi berita ini akan sampai ke telinga Panglima Zhao Shen.
’’Semoga rencanaku berjalan lancar,’’ gumam Putri Eng Li sambil tersenyum. Terbayang dalam pelupuk mata dirinya bersanding dengan Panglima Zhao Shen.
***
Dayang Ruo melihat Ruping berjalan sendiri di pagi sebelum fajar menyingsing. Gerak-geriknya telah diamati Dayang Ruo sejak perintah dari Putri Eng Li turun. Dia sengaja membawa dua dayang lain dan bekerja sama dengan salah satu kasim yang bisa disuap untuk melakukan penculikan.
’’Apa yang kau lakukan pagi buta begini?’’ tanya Dayang Ruo.
Ruping terperanjat. Wajahnya tampak kaget ketika menyadari ada orang lain di depannya. Dia berusaha tetap tenang,’’ Aku ada perlu dengan Pengawal Han Wen. Apa ada yang aneh bila meminta bantuan penjaga untuk memeriksa paviliun? Semalam seperti ada suara yang mencurigakan. Kami takut ada sesuatu yang buruk.’’
Dayang Ruo tak begitu saja percaya dengan apa yang disampaikan oleh Ruping,’’ Periksa dia!’’
Dua dayang dengan sigap menangkap tangan Ruping. Kasim lalu memeriksa pakaiannya.
’’Apa yang kalian lakukan? Lepaskan aku!’’ jerit Ruping.
Dayang Ruo mengeluarkan saputangan yang telah ditetesi cairan obat tidur. Seketika Ruping terkulai lemas ketika menghirup aroma cairan itu,’’Bawa dia!’’