Putri Kiai yang Tak Berhijab
(Kejadian Tak Terduga)
Seandainya musibah itu tidak pernah terjadi, mungkin pondok pesantren pimpinan Kiai haji Imron, tidak akan sepi dan angker seperti sekarang ini.
Tidak ada orang yang ingin mondok di pesantren itu. Namun, saat cucu perempuannya pulang mondok dari Jember, pesantren tersebut mulai kembali ramai seperti dulu.
Sang cucu yang bernama Syafira Almira gencar promosi dan memperkenalkan pondok pesantren milik kakeknya kepada semua lapisan masyarakat di berbagai daerah, sehingga hari demi hari banyak santri datang untuk menuntut ilmu di sana.
***
"Astagfirullahaladzim, Kakek!" teriak Syafira ketika melihat sang kakek hampir jatuh pingsan di dekat jendela yang terbuka. Hawa dingin pun menyeruak masuk dan membuat bulu kuduk seketika berdiri tegak.
Tidak lama berselang, Ustazah Ulfah---ibunya Syafira datang dan berlari kecil menghampiri mereka berdua dengan raut wajah yang panik.
"Abah, Ulfah kan sudah bilang berkali-kali, jangan melihat ke belakang pondok ini lagi. Kenapa Abah tidak menurut?" Perempuan yang memakai baju syari berwarna pastel itu kemudian memapah ayahnya dengan dibantu oleh sang anak.
"Maaf, Nak, abah cuma---"
"Sudah, Bah," potong Ulfah. "Mendingan sekarang Abah istirahat saja di kamar."
"Baiklah." Pria yang janggutnya sudah mulai memutih itu mengangguk.
Setelah sang ayah dibaringkan di tempat tidur, Ulfah dan anaknya keluar dari kamar tersebut; Syafira berjalan mengekor di belakang perempuan yang sudah melahirkannya sembilan belas tahun silam.
"Umi," panggil gadis berpipi tirus itu.
Sang ibu pun langsung menoleh. "Iya, ada apa, Nak?"
"Kenapa Umi melarang Kakek melihat ke belakang pondok ini? Emangnya ada apa di sana?" tanya Syafira menyelidik.
Saat mendengar pertanyaan dari anaknya, perempuan itu malah berbalik badan dan kembali melangkahkan kaki jenjangnya yang tertutup gamis syari.
"Kenapa Umi tidak menjawab?" Gadis itu melangkah cepat mengikuti sang ibu.
"Karena tidak ada yang harus umi jawab. Sudah, kamu tidur saja sana, ini sudah malam. Umi juga mau tidur," balas si ibu. Perempuan itu lalu masuk ke kamar.
"Tapi, Um---" ucapan Syafira terpotong karena ibunya keburu menutup pintu. Gadis itu pun akhirnya mengikuti perintah sang ibu, yaitu tidur.
Namun, entah kenapa Syafira sama sekali tidak bisa memejamkan mata. Ia hanya berbaring di atas tempat tidur dan menatap langit-langit kamarnya.
Kemudian, gadis itu sepintas menatap ke arah jam dinding dan bermonolog. "Astagfirullahaladzim, udah jam satu malam, nih. Aku harus segera tidur, karena besok ada acara penting."
Syafira pun mencoba memejamkan mata sampai akhirnya ia tertidur lelap, sambil memeluk guling berbentuk kepala micky mouse kesayangannya.
***
Hari ini, Syafira mengadakan acara penyambutan santri baru sekaligus pembukaan kembali pondok pesantren yang sudah lama vakum, karena tidak ada satu pun yang mengaji di sana kecuali keluarga inti.