Pagi di Rose Valley cerah seperti biasa. Angin membelai lembut kelopak bunga liar yang mekar di sepanjang jalan desa kecil itu. Aroma tanah basah dan embun pagi berpadu menciptakan ketenangan yang hanya bisa ditemukan di tempat seperti ini.
Di sebuah rumah sederhana di pinggiran desa, Caelan tertawa pelan sambil duduk di pangkuan ibunya, memeluk boneka kelinci kesayangannya yang sudah usang. Marry el Rose, sang mantan algojo, kini hanya seorang ibu yang menyisir rambut panjang putrinya dengan lembut sambil menyanyikan lagu pengantar tidur pagi yang ia buat sendiri.
"Caelan, hari ini aku akan menanam bibit mawar merah yang kau pilih kemarin. Maukah kau membantuku?" tanya Marry lembut.
"Caelan, aku akan melakukannya!" seru Caelan sambil mengangkat tangan kecilnya dengan antusias.
Namun, di balik senyum itu, ada sesuatu yang tidak bisa diabaikan Marry.
—
Kegelisahan yang Mengintai...
Sejak fajar, Marry merasa ada sesuatu yang berubah di udara. Sesuatu yang tidak dapat dijelaskannya. Angin terasa lebih kencang, seperti membawa bisikan-bisikan dari masa lalu yang berusaha menembus tirai waktu.
Dan bunga mawar yang tumbuh liar di sekitar halamannya... pagi ini mekar lebih cepat dari biasanya.
Terlalu cepat.
Mawar berdarah, pertanda...?
Saat Marry menyentuh kelopak mawar yang bergetar lembut seolah ketakutan, ia memejamkan mata dan menarik napas dalam-dalam. Sentuhan itu seperti membuka luka yang telah lama ia kubur.
—
Dalam Mimpi, Masa Lalu Memanggil...