Putri Mawar Darah Hanya Ingin Hidup Damai Bersama Putri Kecilnya

Eldoria
Chapter #22

Vol 1 Bab 22: Epilog - Pangeran Elvyn dan Kenangan yang Hilang

Langit di ibu kota Kerajaan Mawar kelabu. Seolah tahu, seseorang di istana sedang melawan kabut yang lebih tebal daripada awan di atas.

Pangeran Elvyn duduk sendirian di ruang kerjanya. Tangannya memegang pena emas yang biasanya digunakan untuk menandatangani surat edaran kerajaan, tetapi halaman di depannya tetap kosong.

Ia tak bisa fokus.

Bukan karena tekanan pekerjaan. Melainkan karena kekosongan—sebuah lubang di dalam dirinya yang tak bisa ia jelaskan. Bukan sekadar lupa nama seseorang. Ini lebih buruk. Elvyn tahu ada seseorang... yang pernah sangat penting. Seseorang yang membuat hatinya terasa hangat setiap kali ia mencoba mengingatnya, tetapi wajah orang itu selalu tertutup kelopak mawar yang layu.

Dan semakin ia mencoba mengingat, semakin sakit kepalanya.

Surat dari Clara...

Clara baru saja kembali. Laporan tentang kedua buronan itu telah diserahkan—ditulis dengan rapi dan dingin:

"Tidak ada tanda-tanda keberadaan para buronan itu. Jejak mereka hilang di tengah hutan. Diduga kuat mereka tewas dimakan binatang buas di hutan. Tidak ada jejak yang tersisa.

Atau diduga kuat mereka tewas akibat konflik internal antar penjahat. Tidak ada bukti keterlibatan penduduk lembah.

Daerah ini aman. Sangat aman. Lebih aman daripada ibu kota. Dan saya sarankan Anda untuk tidak mengirim siapa pun ke sini.

Buronan tidak ditemukan. Pencarian dinyatakan selesai. Diduga mereka sudah tewas sebelum tim investigasi tiba. Tidak ada jasad atau bukti keberadaan mereka saat ini yang ditemukan."

Tetapi Elvyn tahu. Clara tidak menuliskan seluruh kebenaran.

Dan entah mengapa, Elvyn tidak bertanya padanya.

"Mengapa aku tidak ingat?"

Di malam yang sunyi, Elvyn berdiri di balkon kamarnya. Angin membawa aroma mawar dari taman kerajaan.

"Siapa kau...?" bisiknya ke langit.

Selama tujuh tahun, bayangan samar itu menghantui mimpinya. Seorang wanita, dengan rambut perak yang berkilau di bawah sinar bulan. Senyum lembut. Tangan hangat. Dan sebuah suara...

Lihat selengkapnya