"Mengangkasa di bumi itu penting Ark."
Adagio mengingatkan Arkais untuk menikmati hidup.Tetapi ia melihat ada yang berubah dari Arkais. Wajah sahabatnya itu terlihat lebih bercahaya, lebih hidup dari sebelumnya. Beberapa hari terakhir Arkais bahkan terlihat amat riang.
Sebenarnya Adagio menolak keras pikirannya yang menuduh Arkais sedang jatuh cinta. Tetapi, itu bukanlah hal yang mustahil. Dari film-film romantisme yang ia tonton, seringkali alur ceritanya tentang seorang lelaki yang kehilangan semangat hidup lalu kehidupannya kembali bergairahsetelah jatuh cinta. Arkais, apakah mungkin ia bisa jatuh cinta? Tetapi baginya, jatuh cinta bukanlah hal yang logis.
“Ark,”
“Hem,”
“Kamu lagi jatuh cinta ya?”
“Ha!?” Arkais membalikkan badan, ia menatap Adagio dengan ekspresi bingung. Pertanyaan konyol semacam itu baru pertama kali ini diucapkan oleh sahabatnya itu.
“Kenapa? Ada yang aneh dengan pertanyaan itu?”
“Jatuh cinta hanyalah milik mereka yang telah kehilangan kepercayaan diri sehingga mereka membutuhkan dukungan dari orang lain. Jatuh cinta hanyalah milik mereka yang merasa bahwa diri mereka tidak utuh sehingga mereka membutuhkan seseorang untuk mengisi kekosongan itu. Jatuh cinta bukanlah hal yang patut untuk dibanggakan karena itu menunjukkan kelemahan seseorang dalam menghadapi pesona orang lain. Jatuh cinta adalah.....”
“Halah bla, bla, bla, bla.” Adagio memotong ceramah Arkais.