PUTRI SENJA DAN REMAH ROTI

Maz Li
Chapter #11

Liburan

Aura menggeleng cepat, ia menolak keras tawaran Arkais mendaki Bukit Kaba di Rejang Lebong. “Tidak, itu terlalu melelahkan. Kita bukan cuma mau datang ke satu lokasi Ark.”

Arkais memajukan tubuhnya, mencoba merayu Aura. “Tapi, kamu bisa lihat senja dari atas sana Ra.”

“Melihat senja dari atas gunung?” Aura mengernyitkan dahi.

“Iya Ra, bakalan keren tuh, bisa jadi pengalaman baru.”

Aura menimbang-nimbang tawaran itu, ia masih belum bisa mengikhlaskan keinginannya untuk melihat matahari tenggelam di sepanjang pantai Bengkulu. Ia belum bisa membayangkan, apa jadinya melihat senja tanpa ditemani suara debur ombak, suara desir pasir, aroma laut, dan bayangan matahari tenggelam yang membelah lautan.

Sejak tadi, Rin dan Gio hanya menjadi pendengar yang baik dalam diskusi. Mereka tidak banyak bicara setelah menyampaikan rencana-rencana mereka.

Sebelumnya, Adagio menyampaikan konsep liburannya yaitu mengajak sahabat-sahabatnya itu untuk ikut tur keliling provinsi Bengkulu. Tur yang ia maksud adalah kegiatan amal berupa pertunjukan musik akustik di taman kota atau tempat wisata yang ada di kabupaten-kabupaten. Menurutnya, mereka bisa melaksanakan konser musik sambil jalan-jalan. Hanya Rin yang menyetujui tawaran itu. Sedangkan Aura dan Arkais dengan cepat menggelengkan kepalanya.

Mereka berdua tahu jika Adagio memiliki jadwal naik panggung, maka mereka tidak akan punya waktu bermain bersama. Setelah pertunjukkan musik selesai, Gio pasti lebih banyak menghadiri undangan para penggemarnya. Mereka tidak mau kalau akhirnya mereka hanya menjadi tim sorak dalam pertunjukkan musik Adagio. Itu sangat menyebalkan jika dibayangkan.

Rin memiliki rencana perjalanan yang paling seru, yaitu pergi liburan di Pulau Enggano. Pulau di tengah lautan yang biasa ditempuh selama 12 jam lebih dengan menggunakan kapal feri. Itu memanglah sebuah tawaran yang menggiurkan dan menantang. Tetapi, melihat cuaca beberapa pekan terakhir lebih banyak memperlihatkan badai angin. Mereka akhirnya berpikir ulang, tidak satupun dari mereka yang pernah menempuh perjalanan laut lebih dari dua jam.

Mereka saling pandang satu sama lain. Hampir sejam lebih mereka berdiskusi. Namun belum ada satupun rencana yang disetujui semua orang.

“Ra, dari semua pantai di Bengkulu, pantai mana yang paling ingin kamu datangi untuk melihat matahari tenggelam?” tanya Arkais memecah hening.

“Antara Pantai Kaur dan Pantai Mukomuko.”

“Kamu gimana Rin, selain Enggano ada gak destinasi lain yang pengen kamu kunjungi?” Rin menerawang, mencoba mengingat destinasi lain yang ingin ia kunjungi.

Lihat selengkapnya