PUTRI SENJA DAN REMAH ROTI

Maz Li
Chapter #13

Konspirasi Alam Semesta

Mereka tiba di rumah menjelang Magrib. Arkais menggigil kedinginan, sepanjang jalan mereka kehujanan. Selesai mandi dan berganti pakaian, mereka berkumpul di ruang tamu, sambil menyeduh wedang jahe panas mereka membahas berbagai hal yang terjadi selama perjalanan.

Rin adalah orang yang paling bersemangat menceritakan bagaimana ia jatuh bangun, merasa ingin pingsan, terpeleset di batu berlumut, dan perasaan jijiknya ketika melihat hewan melata yang bernama pacet. Sambil memegang gitar, Adagio menimpali beberapa kejadian lucu seperti Arkais yang sok tahu jalan tetapi malah hampir membawa mereka tersasar ke tengah hutan. Arkais menyela, ia mengungkit Adagio yang tidak tahan ingin buang air kecil tetapi takut jika buang air di sembarang tempat sehingga akhirnya ia harus buang air di dalam botol. Konyolnya lagi, botol itu ia bawa pulang. baru ia buang ketika sampai di tempat pembuangan sampah.

Aura dan Rin tertawa hingga suara mereka hilang saking pingkalnya. Mereka tertawa tanpa suara sambil memegangi perut, tertawa seperti itu memang membuat perut sakit. Adagio hanya menggaruk kepala sambil mendengus kesal. Ia tidak tahu ternyata Arkais mengetahui kejadian itu. Padahal, ia sudah mencari tempat paling sepi untuk buang air di dalam botol.

“Bentar, tetapi kenapa di bawa pulang Gi?” tanya Aura sambil tertawa.

“Ya, daripada nanti disangka es teh sama pengunjung lain. Toh kata Arkais kita tidak boleh meninggalkan sampah meski cuma bungkus permen.” Ujar Adagio sambil mengepulkan asap rokok ke udara.

“Iya sih, tapi gak air kencing juga kali Gi! Itukan bisa jadi pupuk organik buat pohon-pohon di sana.” Arkais menepuk jidat. Rin kembali terpingkal.

Mereka kembali membahas berbagai kejadian hari ini. Satu daftar perjalanan gagal mereka centang, yaitu melihat senja di area persawahan Kemumu. Meski baru saja naik dan turun lembah, tidak ada wajah lelah yang terlukis di wajah Rin dan Aura. Mereka asik melihat foto-foto yang mereka ambil di air terjun Curug Sembilan. Meski bukan perjalanan yang luar biasa, tetapi perjalanan itu meninggalkan banyak kesan dalam diri mereka. Setidaknya, mereka menjadi lebih akrab setelah melakukan perjalanan itu.

“Bagaimana menurut kalian, kecewa atau puas?” tanya Arkasi sambil merapatkan selimut yang membedong tubuhnya.

“Kalau aku sih puas,” ujar Rin sambil mengangguk-anggukkan kepala.

“Rin, kamu kan pernah ke tempat-tempat indah di Indonesia, udah pernah keluar negeri juga kan?”

“Iya, terus?”

“Kok masih mau menjelajah lembah kayak tadi?”

“Kenapa ya, aku udah tahu tempat-tempat yang katanya indah di Indonesia atau di luar negeri. Tetapi, aku selalu bingung kalau ditanya tempat-tempat indah di Bengkulu yang notabene tempat tinggalku sendiri. Jadi aku pikir, tidak ada salahnya aku menjelajah tempat-tempat indah di sini.” Jelas Rin.

“Rin itu bukan tipe cewek manja Ark, cocok tuh kalau mau dijadiin istri. Selain itu, dia juga mandiri, lihat aja tuh berapa banyak penghasilannya dari endorse di instagram dia.” Aura menambahi sambil mendorong lengan Rin.

“Kalau aku maunya kamu yang jadi istriku gimana Ra?” Aura terdiam mendengar pernyataan Arkais, Rin pun hanya melongo.  Adagio tiba-tiba lupa lirik lagu yang sedang ia nyanyikan. ia benar-benar tidak menyangka Arkais berani bercanda seperti itu.

Lihat selengkapnya