"Hiks hiks, jika aku tahu hidup ku akan seperti ini, aku lebih memilih untuk tidak lahir kedunia ini!" Ucap Elisa sambil terus menerus mengeluarkan air matanya.
Sedangkan keluarga Elisa hanya diam membatu di tempat, entah mengapa hati mereka menjadi sangat sakit seperti di sayat pisau.
Mereka serasa ikut merasakan kepedihan yang Elisa alami.
Tanpa sadar, air mata Celine dan Ruby ikut jatuh, sedangkan Williams masih diam membatu.
Tak menunggu lama lagi, Elisa segera berlari keluar dari rumah itu dan menyusuri lorong lorong gelap yang ada di depan rumah.
Setelah menyusuri lorong sambil menahan sakit hatinya, Elisa kini berdiri di pinggir jalan raya yang ramai oleh pengendara maupun pejalan kaki.
Elisa memilih untuk duduk di kursi yang ada di pinggir jalan, Elisa tetap menangis dalam diam tanpa suara sama sekali sambil menutup wajahnya menggunakan kedua telapak tangannya, tetapi jika di lihat matanya yang sembap dan memerah itu mengeluarkan air mata yang sangat banyak seperti kepedihan yang dia rasakan sekarang.