Qodrat Merancang Tuhan Karyawala

Lilis Alfina Suryaningsih
Chapter #2

Bab 1 | Satu-satunya Harapan

Ini adalah Salah satu alasan kita hidup di dunia ini

***

"Ibu.... Ibu, makanan udah siap," panggil Zayn Mikhail. Seorang pemuda berumur 26 tahun yang bekerja keras untuk menghidupi orang tua satu satunya.

Zayn hidup dengan ibunya berdua sudah sekitar 3 tahun, setelah lulus dari universitas akan tetapi ia belum menemukan pekerjaan tetap, jadi ia hanya bekerja serabutan bahkan ia juga masih bekerja keras untuk melamar pekerjaan namun Tuhan masih belum diterima, jadi ia harus terima walaupun belum mendapatkan hasilnya.

Namun tidak ada panggilan setelah ia beteriak.

Karena merasa khawatir, Zayn memutuskan untuk mengecek kondisi ibunya, yang kebetulan ada di kamar sedangkan dirinya ada di dapur. Hingga Zayn melangkahkan kakinya masuk ke kamar dan berapa terkejutnya kala ia melihat ibunya terjatuh di lantai.

"Astaghfirullah Bu!" teriak Zayn.

Untung saja ibunya tidak pingsan. Lalu Zayn membantu ibunya bangun, dan duduk di kursi roda.

"Maafin ibu nak," sesal ibunya.

"Gapapa Bu. Lain kali, panggil Zayn ya bu."

Zayn mendorong kursi roda menuju keluar kamar menuju meja makan, setelah itu Zayn menyiapkan makanan yang memang sudah ia masak tadi. Walaupun makanan hanya biasa tapi bisa untuk mengganjal perut pagi ini.

"Zayn." sang Ibu memanggilnya

Zayn menoleh. "iya Bu,"

"Masih belum dapat—"

Seolah tahu pembicaraan ibunya kemana Zayn memotong pembicaraan ibunya walaupun tidak sopan.

"Setelah ini Zayn coba cari lagi bu," balas Zayn.

Ia mempercepat makanannya dan juga membereskan berkas ibunya itu dan setelah itu ia langsung mencuci bekas makanan ini. Lalu Zayn mengambil obat dan air minum.

"Ini obat sama air minum nya, Zayn berangkat dulu."

Ibunya lumpuh akibat kecelakaan bersama ayahnya 3 tahun yang lalu dimana sang ayah di panggil sama yang maha kuasa sedangkan ibunya tidak apa-apa walaupun harus duduk di kursi roda, pada saat itu di hari dimana Zayn wisuda akan tetapi karena kecelakaan itu kedua orang tuanya tidak menyaksikan kelulusan bahkan ia menangis menyesal kenapa harus terjadi musibah ini ketika di hari bahagia nya.

Terkadang ia menyalahkan dirinya sendiri atas kematian ayah dan kelumpuhan ibunya, jadi ia berjanji akan berbakti walaupun jatuh bangun.

Ia bekerja di pasar sebagai kuli angkut walaupun itu pekerjaan kurang pantas untuk seorang lulusan comlaud tapi nasib masih belum di tentukan, ia harus terima, namun terkadang sesekali ia harus di ejek oleh temannya yang lulusan biasa melihat dirinya harusnya memiliki pekerjaan yang layak.

Ketika mengangkut beberapa karung di pasar, secara tidak sengaja Zayn malah menabrak seorang bapak-bapak yang sepertinya sedang mabuk.

Merasa dirinya yang kurang hati-hati dan tidak fokus ia langsung berusaha membantu bapak-bapak itu.

"Bapak gapapa?"

Lihat selengkapnya