Perkataan dan tindakan orang itu akan membekas pada hati dan pikiran orang itu
***
Mengesampingkan dulu cerita dirinya dengan sang ayah, sekarang Adnan malah kepikiran dengan sosok Danny yang memang tadi diceritakan oleh Zayn, karena memang kemarin malam mereka berdua ingin bertemu di salah satu warnet di mana Danny memberitahu bahwa ada sebuah kompetisi game yang bisa memenangkan hadiah uang hanya dalam waktu satu malam dan itu berlangsung dari magrib hingga subuh.
Adnan masih ingat dengan kata-kata Danny ketika ia memberitahu tentang pertandingan game ini.
"Kak Adnan? Ada cuan bagus nih," ucap Danny.
"Cuan apaan?" tanya Adnan.
"Ada pertandingan game mobile yang di selenggarakan di salah satu warnet e sport terkenal dan turnamen nya cuma semalam aja, jadi coba aja Kak," tawar Danny.
"Masa sih," heran Adnan.
"Iya Kak. Kalau kakak nggak percaya nih cek akun media sosial ini."
Danny menunjukkan poster kompetisi yang ada di media sosial itu kepada Adnan merasa bahwa memang ia butuh modal untuk mengembangkan toko bunganya itu jadi ia harus mencobanya.
"Boleh juga tuh. Tapi gue nggak punya akunnya?" tanya Adnan.
“Tenang pakai akun gue aja, Lagian Danny juga nggak pernah main. Kok jadi biar kakak aja yang mainin sekalian ngewakilin lah," jawab Danny.
Percakapan itu terjadi ketika Adnan membawa makanan kepada Danny yang dikurung oleh kakaknya di kamar beberapa hari yang lalu dan sekarang karena ia tahu kondisi Danny dari Zayn membuat Adnan sedikit khawatir jadi akhirnya ia langsung membereskan pekerjaan jadi kebun karena kebetulan dia hanya memberikan pupuk dan juga menyiram tanaman.
Kebetulan hasil jerih payahnya tidak sia-sia ada beberapa bunga yang tumbuh dengan mekar indahnya jadi dia langsung memetik bunga itu untuk diberikan kepada Danny.
Walaupun terkesan agak aneh tapi Adnan tidak peduli karena memang hanya ini yang bisa dia berikan kepada Danny sebagai bentuk permintaan maaf walaupun sebenarnya dirinya juga nggak salah yang salah itu adalah kedua orang tuanya—lebih tepatnya Ayah tiri Danny yang melarang pertemanan mereka.
Jadi Adnan memilih untuk mandi sekaligus berganti pakaian lalu segera menemui Danny karena kalau ia tidak menemuinya maka pikirannya akan semakin cemas dan khawatir.
***
Di tempat lain setelah acara kemarin malam di cafe tersebut, kini kedua orang tua dari Danny akan pergi lagi. Terlihat dengan koper dan pakaian mereka yang rapih.
"Dan, kakak kamu mana?" tanya Bunda.
"Gak tahu Bun, mungkin di kamar," jawab Danny tidak tahu.
"Masa kakak kamu sendiri aja tidak tahu! Aldan…Aldan," maki sang Ayah sambil memanggil anak kandungnya itu.