Cinta yang abadi, cinta yang sejati itulah yang sedang di yakini oleh hati
***
Setelah puas berbincang dengan Ariel. Nara melanjutkan perjalanannya menuju ke sekolah tempat di mana ia belajar dulu, sekolah SMA yang iya datangi adalah sekolah tempat di mana dirinya belajar dulu dan sepertinya SMA ini juga menjadi sekolah bagi Ariel, Adnan, Danny dan Zayn.
Dan kebetulan ia datang pada saat jam istirahat kedua yaitu tepatnya di jam 12.00 siang di mana siswa atau siswi yang beragama muslim itu akan menjalankan kewajibannya di masjid dan Sedangkan yang lainnya itu akan mengisi waktunya dengan kerohanian yang dipimpin oleh guru-guru keagamaan yang lainnya.
Sekarang Nara berada di kantin sekolah dan anehnya terlihat beberapa orang yang mungkin tengah berkumpul sepertinya merencanakan sesuatu. Tapi Nara tidak tahu apa? Tapi mumpung dirinya ada di sini mungkin bisa ia jadikan bahan cerita yang begitu bagus untuk dijadikan alur.
Tapi anehnya setelah itu orang yang berkumpul tadi di kantin tiba-tiba berpencar, dan itu membuat Nara semakin penasaran hingga akhirnya dia membuntuti salah satu orang yang ternyata tujuannya adalah ke lapangan basket.
Lalu setelah itu orang yang tadi berada di lapangan kini bersembunyi pada saat seorang cowok kini berjalan ke tengah lapangan sambil membawa sesuatu yang ada di belakangnya, Nara Yang penasaran naik ke lantai 2 untuk melihat Apa yang dibawa oleh cowok itu yang ternyata udah diketahui oleh Nara bahwa itu adalah Rafi.
"Ada apa Fi?" tanya seseorang yang mendekati Rafi.
Ternyata seorang cewek datang menemui Rafi. Sepertinya ini adalah acara pernyataan cinta dari seorang Rafi kepada cewek tersebut. Terlihat Rafi yang sudah siap langsung bersimpuh sambil mengeluarkan bunga yang ada di sembunyikan di balik punggungnya.
"Mau kan lo jadi pacar gue?" tanya Rafi.
Mendengar ucapan cinta tersebut siswi yang tadi pertama kali datang ke lapangan basket langsung keluar dan memberitahu teman-teman yang lain untuk keluar dengan menggunakan toa.
"Teman-teman keluar! Rafi menyatakan cinta kepada Nabila!"
Begitulah instruksi tersebut yang membuat semua orang yang dari tadi bersembunyi langsung keluar melihat suasana tersebut bahkan dari ruangan lantai 2 pun tidak luput dari menjadi sasaran Nara mau tidak mau harus berdesakan dengan siswa-siswi yang lain.
Nara hanya bisa berharap ia bisa kenalan dengan Rafi lebih dekat.
***
Sementara itu sebelumnya.
Pada saat jam ketiga dimana jam-jam kemalasan datang, karena di siang bolong seperti ini lebih baik tidur saja daripada harus mendengarkan pelajaran, tapi mau bagaimanapun sebagai pelajar harus siap menerima apapun pelajaran pada hari ini sekalipun pelajaran yang memang sulit menangkap otak kita yaitu Fisika, Kimia dan Matematika.
"Kevin!" panggil Rafi.
Kebetulan Rafi satu kelas dengan Kevin. Jadi ia tidak perlu susah-susah lagi untuk mencari teman apalagi di bagian keorganisasian.